Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kejanggalan Kenaikan Tagihan PDAM Kota Bogor di Masa Pandemi Covid 19

3 Juli 2020   11:18 Diperbarui: 3 Juli 2020   11:14 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hari ini saya membayar tagihan air PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Alangkah terkejutnya saya melihat tagihan air PDAM saya yang melonjak lebih dari 3 kali lipat. Petugas loket pembayaran mengatakan bahwa kenaikan tagihan air PDAM saya disebabkan karena PDAM Kota Bogor melakukan perhitungan rata-rata, karena tidak ada petugas yang melihat meteran air di masa pandemi Covid-19.

Setelah saya cermati, cara perhitungan rata-rata dari PDAM Kota Bogor di masa pandemic Covid-19 itu ugal-ugalan. Pada bulan April 2020, sebelum PDAM Kota Bogor menghentikan petugas yang melihat meteran air, saya membayar tagihan air sebesar Rp.55.800, sudah termasuk admin. Di kuitansi pembayaran tertulis bahwa pemakaian air saya adalah 7m3. Angka meteran terakhir pada bulan itu tercatat 415 m3.

Sementara pada kuitansi pembayaran bulan Juni 2020, tertulis di tagihan bahwa saya harus membayar Rp.208.000 sudah termasuk biaya admin. Dalam kuitansi tercatat pemakaian air saya melonjak 462m3. Angka itu didapat dari angka meteran terakhir yang tercatat oleh petugas PDAM Tirta Pakuan pada bulan Juni. Padahal kalau mau jujur dalam melakukan perhitungan rata-rata seharusnya angka meteran yang tercatat di bulan Juni (462m3) dikurangi angka meteran yang tercatat di bulan April, bulan terakhir petugas PDAM mencatat meteran air (415m3). Jadi bila PDAM Tirta Pakuan jujur dan tidak ingin mengambil untung saat warga Kota Bogor kesulitan di masa pandemic Covid-19, jumlah pemakian air saya di tagihan bulan Juni seharusnya 462m3-415m3=47m3 bukan 462m3.

Nampaknya, baik PDAM Kota Bogor dan juga Pemkot Bogor, ingin mengambil untung dengan menghisap warganya yang kesulitan di masa pandemic Covid-19. Masa pandemic Covid-19 yang seharusnya digunakan sebagai momentum bagi Pemkot dan PDAM Kota Bogor membantu warganya yang kesulitan justru digunakan sebagai momentum untuk mengambil keuntungan. Inilah wajah bopeng sebelah Pemkot dan PDAM Kota Bogor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun