Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Karena Teroris pun Butuh Buzzer

11 Oktober 2019   10:54 Diperbarui: 11 Oktober 2019   11:49 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Di era digital, semua kelompok kepentingan memerlukan buzzer untuk mendelegitimasi lawannya dan sebaliknya melegitimasi pihaknya. Salah satu kelompok kepentingan itu adalah grombolan teroris dan para simpatisan ideologinya.

Itu kan settingan. Peristiwa penusukan Wiranto itu untuk mengalihkan perhatian publik dari kebijakan pelemahan KPK. Demikian berbagai posting di media sosial dan pesan WhatsApp (WA). Postingan seperti itu bukan hanya muncul kali ini saja. Setiap aksi terorisme usai dilakukan, di media sosial dan WA selalu muncul pesan seperti itu. 

Beberapa waktu yang lalu saat ada aksi terorisme di Surabaya juga muncul pesan-pesan seperti itu. Padahal aksi teror di Surabaya jelas-jelas telah menghancurkan gereja dan juga mengorbankan anak-anak. Waktu terjadi aksi terorisme di Thamrin, Jakarta pesan seperti itu juga muncul. Bahkan pada saat aksi terorisme bom Bali, pesan-pesan seperti itu juga muncul.

Sebaliknya, saat ada teroris yang tertembak mati, muncul pesan bahwa mayat teroris itu seperti tersenyum dan aromanya wangi. Seakan wangi sorga telah tercium di dunia bersamaan dikuburnya si teroris itu. 

Pertanyaan berikutnya tentu saja adalah apakah kemunculan pesan-pesan itu kebetulan?

Untuk menjawabnya marilah kita telisik pesan-pesan itu secara lebih dalam. Ketika para teroris usai menunaikan aksinya, pesan yang muncul di media massa dan WA adalah bahwa itu upaya pemerintah untuk mengalihkan perhatian publik dari isu yang lebih penting. Pesan ini selain tidak didasarkan pada fakta juga bagian dari upaya delegitimasi aparat keamanan dalam menangani kasus terorisme.

Opini publik dibangun agar masyarakat tidak lagi mempercayai aparat keamanan. Tujuan akhirnya, tentu saja agar tidak muncul dukungan publik atas upaya aparat keamanan dalam menangani para teroris itu. Siapa yang diuntungkan dari pesan seperti itu? Jelas bukan aparat keamanan apalagi korban terorisme. Pihak yang diuntungkan adalah para teroris itu sendiri atau para simpatisannya.

Pesan berikutnya adalah ketika tokoh teroris meninggal dunia. Saat para teroris itu meninggal dunia, muncul pesan di media sosial dan WA bahwa mayat mereka seperti tersenyum dan mengeluarkan aroma wangi. Apa maknanya? Pesan ini sejatinya bertujuan untuk membenarkan doktrin para teroris bahwa perbuatan mereka dalam rangka jihad membela agama. Pesan mengenai senyumnya mayat mereka dan aroma wangi itu bertujuan membangun opini publik bahwa mereka akan mendapatkan surga karena terlah berjuang membela agama.

Padahal soal surga dan neraka, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Jika pada pesan pertama, para pembawa pesan berupaya medelegitimasi aparat keamanan yang sedang memberantas teroris, maka pada pesan kedua ini mereka berupaya melegitimasi tindakan para teroris itu sendiri.

Jika kita telah menelisik lebih dalam pesan dari pembawa pesan saat aksi teroris usai dilaksanakan dan saat teroris mati, apakah kita masih beranggapan bahwa pesan itu sebuah kebetulan?  Apakah mereka bagian dari buzzer?

Menurut Enda Nasution, penggiat sosial media, buzzer biasanya kelompok orang yang tidak jelas siapa identitasnya, lalu kemudian biasanya memiliki motif ideologis atau motif ekonomi di belakangnya dan kemudian menyebarkan informasi. Lihat di artikel KOMPAS, "INFOGRAFIK: Mengenal Apa Itu Buzzer?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun