Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Propaganda Jihad Palsu di Bulan Ramadhan

28 Mei 2019   11:59 Diperbarui: 28 Mei 2019   12:10 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jihad menempati posisi yang mulia. Bahkan bila kita mati saat berjihad, InsyaAllah, masuk surga. Apa itu jihad? 

Menurut pakar Al Quran, Quraish Shihab, seperti ditulis dalam quraishshihab.com, menyatakah bahwa yang dimaksud oleh al-Qur'an dan Sunnah dengan jihad adalah berjuang menggunakan segala kemampuan dan daya yang dimiliki untuk menghadapi segala macam musuh Islam dan musuh kemanusiaan dalam berbagai bidang, segala macam keburukan atau yang mengantar kepada keburukan. 

Namun, seiring dengan perkembangan jaman, kata jihad kemudian direduksi hanya sekedar bermakna perang atau pertempuran fisik. Para penganut paham ekstrimis agama pun kemudian menggunakan istilah jihad yang sebelumnya telah direduksi itu untuk merekrut para teroris. Mereka, para teroris itu kemudian melakukan penyerangan, bahkan bom bunuh diri, di tempat-tempat umum. Bahkan tak jarang penyerangan dan bom bunuh diri dilakukan di tempat ibadah, baik masjid, gereja atau lainnya. Indonesia sudah memiliki pengalaman terkait aksi teroris yang mengklaim tindakannya sebagai bentuk jihad. Tentu itu adalah sebuah jihad palsu. Terorisme bukanlah jihad yang sesungguhnya. Terorisme adalah jihad palsu. Karena jihad palsu, maka pelakunya belum tentu juga mendapatkan surga dengan segala kenikmatannya itu.

Propaganda jihad palsu bukan hanya digunakan untuk merekrut para teroris yang membuat teror. Propaganda jihad palsu juga digunakan dalam rangka memobilisasi massa untuk melakukan kerusuhan. 

Seperti diketahui, pada 21-22 Mei yang lalu di Jakarta telah terjadi kerusuhan di beberapa titik. Kerusuhan massal itu diawali dengan demonstrasi terkait hasil pilpres 2019. Beberapa hari sebelum kerusuhan terjadi, propaganda jihad juga diserukan di media sosial. Pesan dari propaganda jihad palsu itu adalah bahwa bila kita ikut aksi demonstrasi di 21-22 Mei, maka kita telah melakukan jihad. Bahkan  untuk memperkuat propaganda itu dibuatlah narasi bahwa nabi pernah berperang di bulan Ramadhan. Meskipun, bila kita mempelajari sejarah Islam, tentu beda konteks perang yang dilakukan Nabi Muhamamad di bulan puasa pada waktu itu dengan demonstrasi mendelegitimasi hasil pilpres 2019 pada 21-22 Mei lalu. 

Begitu gencarnya orang-orang mereduksi makna suci jihad dan mempropagandakan jihad palsu di media sosial, akhirnya terjadilah aksi demonstrasi massa untuk mendelegitimasi pilpres 2019 yang berujung pada kerusuhan di beberapa titik di Jakarta. Korban pun berjatuhan di pihak massa dan aparat kepolisian. Beberapa fasilitas publik, yang dibangun dari uang pajak rakyat, pun rusak. Apakah seperti ini yang dinamakan jihad? Tentu bukan. Jihad itu tidak dilakukan untuk membela kepentingan politik segelintir orang yang ingin berkuasa. Kalaupun ada yang mengatakan bahwa membela kepentingan si-A atau si-B untuk menjadi presiden, adalah sebagai jihad, maka dapat dipastikan itu adalah jihad palsu. 

Jadi sebagai muslim, seharusnya kita kritis, jangan sampai kita termakan propaganda jihad palsu, terlebih di bulan suci Ramadhan. Jagalah puasa kita, jangan sampai dirusak oleh propaganda jihad palsu untuk membela kepentingan segelintir elite yang haus kuasa akan tahta dan harta. InsyaAllah, masih banyak medan jihad yang benar, seperti menyantuni anak yatim dan orang-orang miskin, bukan berjihad palsu membela kepentingan elite super kaya di negeri ini. Selamat berpuasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun