Mohon tunggu...
Pidato Semprul 17an Janu
Pidato Semprul 17an Janu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

memunguti remah-remah pengembaraan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Kegenitan, Jin Aja Bisa Sebel... (yang Lucu dari Dunia Lain... Real Story)

6 Maret 2010   05:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nonton ribut-ribut Rapat Pansus Century di tivi, aku geleng-geleng kepala. Sebel (kesal, bhs betawi) juga ngeliatnya. Dan rasa sebelku sepertinya juga adalah sebelnya jutaan anak negeri ini, sebagaimana banyak kubaca di email, milis, social networks dan web blog lainnya. Dan tiba-tiba aku teringat sebuah kasus sebel-sebel-an ini di dunia makhluq ghaib…

[caption id="attachment_87421" align="alignleft" width="279" caption="abege genit (diunduh dari http://bluefrontdoor.co.uk/gallery6.html )"][/caption]

Sudah seminggu belakangan ini si Nur (bukan nama sebenarnya) ketakutan dan nggak mau lagi tidur di kamarnya. "Ada yang nggangguin", Nur yang abege itu mengadu sambil menangis tersedu sedan. Nur bercerita kalau di malam hari ia sering mendengar suara langkah kaki mondar-mandir di luar kamarnya, tetapi tak ada siapapun ketika ia mengintip dari jendela. Sering juga ia terbangun di larut malam karena ada yang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya. Yang terakhir ini tidak hanya sekali dua kali, tetapi setiap malam. Yang lebih parah, sering ia merasa ada sekelebat lewat di belakangnya...ketika ia sedang mencuci baju, atau sedang menyeterika..atau sedang menyapu di rumah majikannya itu. Awalnya sih, ketika gangguan itu baru sekali dua kali datangnya...Nur sedikit senang karena ia malah punya bahan obrolan yang seru saat gaul dengan teman-teman sesama pembantu rumah tanga. Sehingga memantapkan posisinya sebagai "ikon" pembantu paling gaul, pusat perhatian di antara teman-teman seprofesinya yang rata-rata masih abege seperti dia. Tetapi lama kelamaan dia koq akhirnya jadi takut sendiri...

“Nur jadi merinding setiap ke kamar belakang. Kayak ada orang di sana, tapi enggak keliatan”, katanya mengadu sambil memeluk sendiri kedua lengannya yang merinding.

“Ah..paling cuma perasaan kamu sajaa..”, Ibu Mur –majikannya- menanggapi dengan ringan dan mencoba meyakinkan dirinya sendiri juga bahwa di rumahnya ini ga mungkin lah ada setan atau hantu gentayangan.

“Tapi beneran, Bu..Nur ga ngarang-ngarang koq. Nur beneran takut..”, Nur mencoba meyakinkan.

“Kalau ndak brani tidur di belakang, yowiss…kamu tidur di ruang tivi saja di tengah”.

“Ga berani juga, Bu. Nur pernah tidur di ruang tengah..Tapi tetep digangguin..”

“Ngapain sih kamu, koq iseng suka nggangguin si Nur?”, tanyaku ringan kepada sesosok makhluq yang kusapa, sepulang Ibu Mur menemuiku dan menceritakan hal itu.

Dalam dimensi ini, kegiatan ngerasani (ngomongin, bhs jawa) akan seketika membuka kontak dengan yang dirasani meski belum mengenali namanya. Mereka akan seketika hadir di benak kita, menyapa kita. Jin, siluman, arwah penasaran dan makhluq tak kasat mata lainnya. Yang dalam kasus ini, adalah sesosok jin perempuan berusia belia. Usia sebenarnya entah berapa, tetapi sepantaran Abege lah untuk dunia manusia. Gaya bicaranya centil seperti layaknya banyak abege lainnya.

“Iya, Eyang…abisnya Ina sebeeell..Nur-nya kegenitan !...”, makhluq itu –Ina bukan namanya sebenarnya- mengadu sambil cemberut.

Dan dalam dimensi mereka, sepertinya aku dilihat sebagai ‘eyang’ oleh abege-abege di sana. Entah karena demikianlah wujud fisikku di dalam pandangan mata mereka, seorang sepuh dengan rambut putih dan postur tua, atau hanya soal panggilan semata.

“Si Nur tuu…kegenitan bangeett !..”, Ina nyerocos sebel sampai mulutnya monyong-monyong. Genit bangeeett, Eyang...kalao lagi pada ketawa-ketawa di taman berisik bangett sama temen-temennya yang genit-genit! Pada dorong-dorongan, jambak-jambakan, lari-lari centiiiil bangettt. Ihh! Sebel banget deh, Eyang…Tapi Nur tu yang paling geniiiiit. Setengah mati deh. Sebeell…

“Makanya akyu gangguin aja dia…Biar dia ga tenang tidurnya. Biar kapok! Huhh!...”, Ina terus nyerocos.

Dalam hati aku tertawa. Ooo..ini soal persaingan antar abege to. Hahahaha..ternyata sama aja ya. Jin abege ternyata bisa sebel juga kalau ngeliat abege manusia kegenitan. Sama juga dengan abege manusia yang maen sebel-sebel-an, musuh-musuh-an dan sirik-sirik-an sesama mereka. Nah kalau yang ini, sebel-sebel-annya menembus dimensi. Koq bisa ya?

Hmm…satu lagi pelajaran untukku: siapapun juga bakalan sebeeeell kalau ngeliat tingkah polah yang kegenitan. Jangankan manusia…Jin aja bisa sebeeeel ngeliatnyaaaa…:P

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun