Mohon tunggu...
Daun Ilalang
Daun Ilalang Mohon Tunggu... -

Life is like a rainbow. You need both the sun and the rain to make its colors appear. ~ ♫ ❤

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Makhluk Dengan Separuh Jiwa

24 Oktober 2015   11:58 Diperbarui: 25 Oktober 2015   12:02 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsuf gadungan, “ gerutu yang lain. “ Kau ini membuat kampanye negatif tentang pelajaran filsafat, tentang para filsuf dan theolog. Alih- alih menunjukkan kesederhanaan dan kerendah hatian, kau bahkan menampilkan hal yang sebaliknya. “

“ Kau mengerdilkan arti pendidikan, “ sahut arwah di dekat pilar. “ Kau bicara beragam teori tanpa kau sendiri bisa menunjukkan bahwa kau memahami itu dalam perilakumu.”

“ Kau tahu, literasi, kemampuan membaca saja tak bisa dikatakan sebagai pendidikan, “ Gandhi turut berbicara, “ Kemampuan membaca bukan akhir dari pendidikan, atau bahkan awal. Pendidikan seharusnya menarik keluar seluruh kemampuan terbaik pada tubuh, pikiran dan jiwa… “

“ Bicara semata logika, logika, logika melulu, itu bertentangan dengan hakikat manusia secara keseluruhan, “ komentar arwah lain yang berambut dan berbaju coklat di pojok ruangan. “ Manusia itu harus seimbang antara rasio dan rasa. Pikiran dan hati.”

Salah satu arwah menoleh ke kanan dan ke kiri. “ Sayang kawanku penyair terkenal William Butler Yeats tak hadir disini. Jika ada, dia pasti akan mengatakan bahwa pendidikan itu bukan mengisi ember, tapi menyalakan api.. “

“ Ah, ya, Yeats, “ sambung arwah yang lain. “ Aku pernah mengobrol dengan dia dan dia mengatakan pendapatnya bahwa semata bersandar pada logika dan rasio justru akan mengakibatkan kelaparan pada bagian terbaik dari pikiran. “

“ Aku setuju, “ kata Einstein. “ Logika akan bisa membawamu dari A ke B. Imajinasi akan bisa membawamu kemana- mana… “

“ Nah lihatlah.. lihatlah, “ beberapa suara bersamaan berkata, “ Bahkan Einsteinpun mengatakan begitu.. “

Sebuah suara dengan nada kesal yang sangat nyata terdengar dari pojok lain, “ Makhluk itu, “ katanya sambil sang empunya suara menunjuk ke kursi pesakitan, “ Badut. Badut yang melawak, menggambarkan filsuf gadungan… “

***

Telinga makhluk di kursi pesakitan itu terasa panas. Kepalanya seakan hendak meledak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun