Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Dunia Bunga yang Terancam

14 Juni 2021   03:14 Diperbarui: 17 Juni 2021   00:45 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia bunga. (Sumber Ilustrasi: Pixabay)

Si mawar menyela, "Apakah dia masih hidup?"

"Entahlah. Mungkin saja begitu. Yang jelas, mandrake itu tak bisa dibiarkan terus. Kita harus bertemu dengan penyihir itu."

"Berarti kita harus ke kastil itu."

Mereka memandang jauh ke seberang. Tampak satu bukit yang hijau dan asri, dan di puncaknya ada sebuah kastil berdiri dengan kokoh. Penyihir yang mengendalikan mandrake itu ada di dalam kastil itu. Si gadis dan si mawar harus berjalan kesana untuk menghentikan ulahnya. Namun mereka ingat, mereka hanya berdua, sedangkan penyihir itu dikelilingi ribuan sulur tanaman mandrake jahat. Mereka tak mungkin pergi seorang diri kesana.

"Ini sulit." kata si gadis.

"Yah.. benteng kita kemarin memang bisa menahan serangan mereka. Tapi kalau bertahan terus, penyihir itu akan menguasi dunia bunga ini." kata si mawar.

"Benar. Jadi kupikir sekarang waktunya kita mengejutkan mereka."

"Apa yang akan kau lakukan?"

Si gadis tampak berpikir, dan sebelum ia menjawab pertanyaan si mawar, tiba -- tiba malam itu turunlah hujan.

"Disini sering hujan?"

"Ya. Akhir -- akhir ini ramalan cuaca bilang begitu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun