Si pemuda lalu bertanya.
"Jadi karena itulah kau menolongku meski tak kenal?"
"Begitulah, karena kalau tak kulakukan, keinginan itu akan terus membebani sepanjang hidupku."
Setelah itu, nona mengantar si pemuda ke daratan dan kembali menyelam ke dasar sungai. Si pemuda berjalan ke sebuah pohon. Lalu ia mengambil botol dari sakunya dan menatap air suci itu.
"Kau.. aku bisa menggunakanmu untuk menguasai dunia. Tapi aku lebih tertarik untuk meraih mimpiku yang belum kudapatkan. Karena kalau tak kulakukan, itu akan membebani sepanjang hidupku."
Lalu ia memasukkan botol itu ke dalam tasnya, dan menyisipkan dua foto ke dalam sakunya. Satu foto bergambar keluarga orang gunung, dan satu foto bergambar seorang gadis muda. Tanpa ia sadari, dua ekor kelinci membuntuti pemuda itu.
"Lihat! Dia mulai bergerak lagi setelah hilang ingatan!" Kata kelinci hitam.
"Apa kubilang. Dia akan menepati janjinya kepada orang gunung itu." Kata kelinci putih.
"Kupikir dia akan terus tergoda dengan air suci itu, dan berambisi untuk mengendalikan dunia."
"Kupikir juga begitu. Dengan memimpin dunia, dia bisa melakukan apapun sesukanya, dan pasti mendapatkan apa yang ia mau dengan mudah."
"Bodoh sekali! Hidup nyaman dengan penuh kepastian tak mau ia ambil. Tapi ia malah memilih berpetualang dalam ketidaktahuan dan ketidakpastian! Apa sebenarnya yang ia inginkan?"