"Tidak. Kau tak mau mati dimanapun, karena kau ingin hidup selamanya."
"Benar. Tapi kalau pun aku bisa hidup selamanya, aku tak mau tinggal disini. Hawanya sangat menyeramkan. Ayo kita cari air terjun itu lagi."
"Sebentar. Air terjun itu mungkin ada di sekitar sini." Kata si pemandu.
"Hah?"
Lalu si pemandu mengeluarkan petanya. Kemudian membaca bait puisi di dalamnya.
Ladang tandus kan bersinar
Kepak elang kan terdengar
Benih tanaman kan bertemu
"Kau sudah tahu tempat air itu berada?" Kata orang gunung.
"Mungkin. Bait puisi ini, mungkin bisa jadi petunjuknya."
"Maksudmu?"
"Disini tertulis "Ladang tandus kan bersinar".. Ladang tandus mungkin maksudnya adalah kuburan ini."
"Yah.. kalau kuburan ini disebut ladang tandus, mungkin masuk akal. Tapi tadi siang kita lewat sini, tidak ada apa -- apa."