Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Tembok Retak

15 Maret 2021   02:34 Diperbarui: 16 Maret 2021   23:00 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi rumah tua. (sumber: pixabay.com/dimitrisvetsikas1969)

Hijau dan retak
Tembok di depanku
Menggaris bagai pinggir kertas
Berliku bagai tulisan kuku

Tetes air terdengar
Burung wakwak berjaga
Bau kenanga tercium

Aku berdiri di pinggir pintu
Menghitung decak cicak
Dan menggores bintang

Kenapa aku takut
Kehilangan tembok
Kalau retaknya
Membuatku utuh dan penuh?

Aku tahu jawabnya, sebenarnya
Namun aku juga tahu
Itu akan memancing tanya
Lagi dan lagi

Tak terasa
Jam di dinding berputar lebih cepat
Aku ingat dulu
Ia bagai keong berpindah
Sekarang keong itu masih pindah
Tapi lebih dekat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun