Sebelas pemain dan beberapa kru memasuki ruang ganti. Mereka dikawal oleh seorang pelatih, yang diapit dua asistennya.
Sambil mencopot kaos dan sepatu, para pemain mulai mendengarkan.
"Skor 2 -- 0. Kita kalah dua gol. Mereka benar -- benar tim hebat!"
"Ya. Dari pemain belakang hingga depan, mereka agresif!"
Kalimat itu diselingi dengan beberapa anggukan.
"Catatan asisten dan pengamatan pelatih, kita kalah dari kualitas. Empat puluh lima menit di lapangan tadi adalah saksinya. Mereka merebut dengan mudah, saling mengumpan dengan akurat dan tembakan mereka hampir tak pernah meleset ke arah gawang. Untung saja kiper dan bek kita masih mampu mengurangi tekanan itu. Karena kalau tidak, aku yakin kita bakal dibantai sepuluh gol!"
Seisi ruang ganti riuh, lalu diredakan oleh pelatih.
"Di babak kedua nanti, kita akan bertahan. Tapi bukan dengan empat bek seperti di babak pertama. Kita akan mainkan dua bek."
"Dua bek? Pakai empat saja sudah jebol gawang kita, malah pakai dua?"