Naga itu terbangun dan sadar akan kehadiran maling muda itu. Lalu tanpa banyak menunggu lagi, naga itu menghirup napas dalam -- dalam. Lalu ia menyemburkan nafas dingin. Dinginnya seperti es, sampai -- sampai tanah yang disemburnya menjadi beku kaku.
Pemuda tadi berhasil menghindar. Lalu ia mengeluarkan pedangnya dan menaiki punggung naga itu. Naga itu memberontak dan mengayun -- ayunkan tubuh bongsornya, tapi pemuda itu tetap kukuh di atasnya.
Pemuda itu menancapkan pedangnya di tengkuk sang naga. Naga menggelepar dan jatuh berdebum, sebelum ia mati tak berdaya.
Pemuda itu lalu mengambil telur emas. Ia membawanya pulang ke negerinya.
***
Di sebuah kerajaan, pemuda itu sampai. Ia menghadap raja dan mempersembahkan telur emas itu. Telur emas itu dipecah. Dari dalamnya keluar cairan kuning meleleh dan mengkilap.
Lelehan itu dituang ke sebuah cawan, lalu diminumkan kepada seorang pangeran yang terbaring tak berdaya di atas singgasana.
"Bagaimana?"
Sang pangeran menggeleng.
Lalu ia meminum cairan lagi. Tapi tetap tak terjadi apa -- apa.
Sang raja memelototi si pemuda pembawa telur. Pemuda itu hanya berani membalas tatapan tanpa bersuara, karena tidak tahu apa yang terjadi.