Sebatang kayu tergeletak
Memancing malamku yang sunyi senyap
Kayu itu lapuk
Berlubang disana - sini
Keropos dimanapun
Basah yang dingin merambat ke kulitku
Aroma humus menyusuri hidung mungilku
Ia menawarkan iba, atau mungkin cinta
Yang merembes di pori - pori kalbu
Apakah kayu ini sudah makan?
Sudah tidur?
Tidak, tidak
Apa yang kayu makan bukan makananku
Yang kayu lakukan bukan kelakuanku
Tanpa sadar, yang lapuk bertambah satu
Aku bodoh karena mengkhawatirkannya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!