Ketika langit runtuh ke bawah lututku
Tanganku gemetar menahan angkasa
Berdoa agar badanku tak rapuh
Sebelum tanah terangkat dari padang kehampaan
Aku berdiri dengan goyah
Diterpa angin ketidakpastian
Sekali sejuk bagai embun pagi
Kadang gersang bagai tinggal di gurun Gobi
Hanya cinta yang mengokohkan
Hanya kasih yang menguatkan
Mereka menemani tiap nafasku
Namun kalian terus membayangi langkahku
Aku menjunjung dunia dengan amat payah
Dengan gerak tertatih yang tak bisa kutolak
Keringatku bagai lautan, asaku tinggal secuil
Namun ku terus mengeja
Aksara alam yang melintas sekelebat
Apakah dunia yang terus berputar?
Atau cuma diriku saja yang digoyang nalar?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!