Semua uang yang digelontorkan tidak semua dianggap sebagai donasi, tapi umumnya dianggap sebagai investasi walaupun dalam bentuk gambling, yaitu bisa untung dan bisa juga buntung.
Dibalik keberuntungan Anies Baswedan jadi Gubernur Jakarta apakah pihak yang meminjamkan uang tersebut rela buntung ? Atau sebaliknya mereka akan mencari keuntungan juga dibalik keberuntungan Anies Baswedan ?
Narasi ini hanya merupakan bahan permenungan bagi kita untuk mencoba memahami ada sesuatu hal yang memilukan terjadi dibalik pelaksanaan sistem pemilu kita selama ini yang dianggap sebagai simbol keberhasilan demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Padahal sistem yang kita agungkan itu pada kenyataannya mengandung kebobrokan menodai wajah sesungguhnya demokrasi kita.
Tidak cukup melihat bahwa ternyata Anies Baswedan sebelumnya punya hutang besar karena Pilkada, dan jangan hanya melihat bagaimana sesungguhnya sikap Anies Baswedan menghadapi hutang itu, tetapi lihat lah bahwa untuk menjadi Gubernur saja Anies Baswedan harus memikul hutang dalam jumlah besar, bagaimana pula dalam rencananya untuk maju sebagai Calon Presiden, apakah akan menimbulkan hutang lagi ?Â
Atau memang  untuk maju jadi calon presiden tidak membutuhkan uang dalam jumlah banyak ?
Itulah sekelumit bahan permenungan yang menarik dan aktual untuk diperbincangkan saat ini, bukan melulu mempersoalkan hutang itu benar ada atau tidak.Â