Apa yang disampaikan Ahmad Ali tidak bisa dipungkiri merupakan sebuah gambaran utuh sikap partai Nasdem dan Surya Paloh yang sesungguhnya belum menyetujui AHY maupun Aher sebagai pasangan Anies Baswedan.
Bahkan tak ubahnya bagaikan sebuah bentuk penolakan secara halus terhadap AHY dan Aher, Â tetapi disisi lain tetap ingin terealisasi koalisi Nasdem dengan PKS dan Partai Demokrat.
Bahkan tetap memaksa secara halus agar kedua partai calon mitra koalisinya segera mendeklarasikan pencalonan Anies Baswedan sebagai bukti sepakat berkoalisi tanpa bicara soal calon wakil presiden.
Tawaran itu merupakan dilema, sarat dengan jebakan bagi Partai Demokrat dan PKS, karena dengan melakukan pendeklarasian Anies Baswedan terlebih dahulu baru belakangan bicara calon wakil presiden merupakan sebuah bentuk pemberian ketidakpastian soal calon wakil presiden bagi PKS dan Partai Demokrat.Â
Dalam hal itu harus diakui ada kelihaian dari pihak Partai Nasdem memberi tawaran yang sesungguhnya merupakan sebuah jebakan yang memungkinkan merugikan bagi calon mitra koalisinya tetapi memberi keuntungan bagi Anies Baswedan untuk tetap berselancar menentukan pendampingnya.
Anies Baswedan sendiri sebagai Bakal Calon Presiden yang akan diusung, dan yang diberikan kepercayaan oleh Partai Nasdem menentukan bakal calon wakilnya justru menyampaikan pendapat yang mirip dan senada dengan Ahmad Ali.
Anies Baswedan dengan tegas mengatakan bahwa fokus utama mereka saat ini adalah memasuki fase penguatan konsolidasi partai-partai pengusung supaya lebih solid, sesudah itu baru melakukan musyawarah. Jadi bukan fokus untuk memilih calon wakil.
Selanjutnya Anies Baswedan menyampaikan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh calon pendampingnya, yaitu :
Pertama, wakil harus memiliki kontribusi tinggi terhadap pemenangan.
Kedua, sosok tersebut harus bisa menstabilkan hubungan koalisi yang sudah dibangun Nasdem, PKS dan Partai Demokrat.
Ketiga, mesti mendukung terwujudnya kriteria tersebut.