Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Puncak Gunung Es Perdebatan Sengit Koalisi Perubahan

18 Januari 2023   10:59 Diperbarui: 18 Januari 2023   11:21 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin kemari semakin riuh dan bergemuruh kencang perdebatan sengit antara pentolan partai pendukung pencapresan Anies Baswedan.

Format koalisi belum resmi di deklarasikan tetapi masing-masing pihak sudah terjebak perdebatan sengit tentang kelangsungan koalisi, bahkan muncul ujaran ancaman koalisi bisa bubar alias pecah kongsi.

Rencana koalisi Partai Nasdem, Demokrta dan PKS mengusung Anies Baswedan benar-benar "Fragile", rentan dan gampang terpecah belah bagaikan gelas-gelas kaca.

Sengitnya adu argumentasi antara sesama pentolan partai yang secara kasat mata terlihat sangat kontras berbeda pendapat, dan terkesan menampakkan arogansi masing-masing pihak merupakan sebuah pertanda ada sesuatu yang belum tuntas sejak awal pendeklarasian Anies Baswedan sebagai capres oleh Partai Nasdem.

Partai Nasdem sebagai pioner pendeklarasian memang sejak awal belum menyatukan komitmen bersama dengan calon mitra koalisinya sebelum mendeklarasikan Anies Baswedan. Bahkan Partai Nasdem terkesan curi start, melaju kencang menyelip partai-partai lain untuk menunjukkan diri sebagai "The King Maker", tapi tanpa disadari akhirnya menyisakan belenggu menjerat diri sendiri dan calon mitra koalisi.

Pendeklarasian dalam waktu dini bukan hanya menyisakan residu komitmen belum tuntas, tetapi ucapan Surya Paloh yang sejak awal mengatakan memberi keleluasaan kepada Anies Baswedan menentukan sendiri bakal calon wakil presiden sebagai pendampingnya tak ubahnya bagaikan "Bom Waktu".

Sikap Surya Paloh demikian dipermukaan tampak menunjukkan aktualisasi sikap demokratis, dan menepis asumsi partai Nasdem memonopoli keputusan, tetapi disisi lain tidak dapat dihindari justru sikap itu dapat dipandang bagaikan tindakan cuci tangan, tidak mau melumuri diri dengan konflik kepentingan.

Keputusan yang belum menuntaskan  kesamaan komitmen sebelum deklarasi Anies Baswedan akhirnya jadi batu sanjungan dan sumber pemicu perbedaan pendapat dan adu argumentasi sengit diantara sesama pendukung sampai hari ini.

Jansen Sitindaon Wakil Sekretaris DPP Demokrat yang menyentil Ahmad Ali Wakil Ketua DPP Partai Nasdem kemudian menjadi polemik sengit yang bukan hanya menerpa kedua belah pihak tetapi mengundang tanggapan petinggi PKS yang meminta agar Partai Demokrat jangan terjebak kedalam sikap "Lebay", atau jangan gampang terbawa perasaan.

Ujaran Jansen Sitindaon yang mengatakan akibat seringnya Ahmad Yani bicara tentang kriteria bakal calon wakil presiden Anies Baswedan bakal bisa menyebabkan koalisi perubahan bubar ditanggapi petinggi PKS dengan argumen sentilan "Koalisi belum terbentuk apa yang dibubarkan ?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun