Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tren Ekonomi Indonesia di Tengah Selimut Awan Kelam Ekonomi Global

4 Januari 2023   23:43 Diperbarui: 11 Januari 2023   08:15 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI. Sejumlah lembaga dan pakar memproyeksi, perekonomian global akan masuk jurang resesi pada tahun depan. (via Kontan.co.id)

Semua lembaga keuangan internasional memprediksi perekonomian global tahun 2023 suram, bahkan terancam dirundung  ekonomi stagnan dan inflasi tinggi, sehingga dikuatirkan beberapa negara bakal bangkrut.  Digambarkan bahwa dunia saat ini menghadapi tahun penuh tidak kepastian.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva bahkan menyebutkan istilah "gelap signifikan" sebagai sebutan terhadap proyeksi keadaan ekonomi dunia tahun 2023. 

Kristalina Georgieva juga mengatakan, sebagian besar ekonomi global di tahun 2023  akan menjadi tahun yang sulit, karena mesin utama pertumbuhan global seperti Amerika Serikat, Eropa, dan China mengalami penurunan aktivitas ekonomi dan melambat secara bersamaan.

Namun, ditengah kabar buruk dan mengkuatirkan itu ternyata Indonesia memperoleh kabar baik karena kondisi perekonomiannya diprediksi kebal dari turbelensi ekonomi tahun 2023.

Para ahli ekonomi dan lembaga keuangan internasional memprediksi Ekonomi Indonesia dipastikan tidak terjerumus ke jurang resesi maupun stagflasi melihat pada kuartal II-2022  ekonomi nasional mengalami pertumnuhan yang relatif baik, diperkirakan mencapai 5,07% (year on year (yoy). 

Beberapa lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi  Indonesia masih cukup positif pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year on year/yoy) diperkirakan pada rentang 4,7% hingga 5%.

Faktor pendorong utama pemulihan ekonomi Indonesia adalah lonjakan harga komoditas ekspor, terutama CPO serta batubara, dan meningkatnya konsumsi domistik. 

Selain memperoleh keuntungan dari nilai ekspor yang bagaikan durian runtuh bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, lembaga internasional juga berpandangan defisit APBN 2023 yang ditargetkan 2,84 % dari Produk Domestik Bruto (PDB), setara Rp 598,2 triliun dianggap sebagai kebijakan yang tepat, sehingga mampu mengembalikan defisit anggaran ke tingkat sebelum krisis. 

Sebab defisit anggaran yang lebih kecil akan membantu menjaga inflasi tetap rendah, dan posisi utang yang lebih baik.

Kemudian pemerintah memiliki banyak ruang untuk bisa merespon jika sewaktu-waktu terjadi kondisi ekonomi buruk., serta mampu membangun kredibilitas Indonesia di mata investor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun