Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SARINAH Bung Karno : Perjuangan Kesetaraan Tidak Lupa Kodrat (2)

4 Desember 2022   17:09 Diperbarui: 4 Desember 2022   23:21 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cerpen Media Indonesia Minggu 12 Nov. 2017 Karya Pata Areadi

"Laki-laki dan Perempuan bagaikan dua sayap seekor burung, jika dua sayap itu sama kuatnya maka terbanglah burung itu sampai puncak udara setinggi-tingginya. Jika patah satu daripada sayap itu maka tak dapatlah burung itu terbang sama sekali".

Yang dikatakan Baba O Illah diatas, dipandang Bung Karno sebagai thesis relevan mengungkapkan konsepsinya tentang peran perempuan dan laki-laki dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan dalam perjuangan.

Baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki peran lebih tinggi diantara keduanya, tetapi keduanya saling melengkapi, namun tidak melupakan kodratnya.

Pandangan Bung Karno tertuang dalam buku SARINAH : Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia, mengatakan kedudukan laki-laki dan perempuan harus setara.

"Harmoni hanya dapat dicapai kalau tidak ada "saf" yang satu diatas "saf"' yang lain, tetapi dua "saf" itu sama derajat, berjajar, yang satu disebelah yang lain, yang satu memperkuat kedudukan yang lain. Tetapi masing-masing menurut kodratnya sendiri".

Pemikiran ini relevan sampai hari ini ditengah banyak pemahaman salah tentang perjuangan feminisme. Feminisme harus dipandang sebagai gerakan dan idiologi memperjuangkan kesetaraan perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang publik dan ruang pribadi.

Gerakan feminisme menuntut equal right (hak kesetaraan), bukan menuntutu special right (hak istimewa) bagi perempuan. Gerakan feminisme bukan merupakan gerakan perempuan menuntut sesuatu yang lebih spesial dari laki-laki. 

Feminisme bukan menuntut perempuan lebih tinggi derajatnya dari laki-laki. Feminisme lahir untuk memperbaiki ketidakseimbangan gender yang terjadi sejak zaman dahulu menganggap perempuan sebagai manusia tidak seutuhnya.

Dalam buku Sarinah, Bung Karno bicara tentang Laki-laki dan Perempuan, mengatakan bahwa Allah telah berfirman bahwa ia membuat segala hal berpasang-pasangan. 

Firman itu tertulis dalam surat Jasin ayat 36 : "Mahamulialah Dia, yang menjadikan segala sesuatu berpasang-pasangan'.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun