Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hantu Marxisme dan Komunisme Masih Menakutkan?

31 Desember 2018   12:55 Diperbarui: 31 Desember 2018   13:38 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menjelang tutup tahun 2018 aparat keamanan negara merazia buku-buku dan pemiliknya  yang berkaitan dengan aliran pemikiran komunis.  Komunis sebagai salah satu ideologi perjuangan  berpengaruh di abad 19 telah layu paska runtuhnya Tembok Berlin dan Bubarnya Uni Soviet. Tetapi ternyata komunisme masih merupakan hantu menakutkan saat ini.

Bagi bangsa Indonesia paham komunisme menyisakan pengalaman traumatis, karena catatan kelam sejarah Partai Komunisme Indonesia melakukan pemberontakan 1923 dan tragedi kemanusian paling memilukan dalam gerakan 30 September 1965.

Tidak dapat dipungkiri, secara historis komunisme maupun Partai Komunis momok menakutkan bagai hantu yang meneror peradaban umat manusia sepanjang abad 19, sehingga  sepak terjang Partai Komunis di Uni Soviet maupun Partai Komunis Indonesia tetap menimbulkan rasa was-was.

Komunisme sebagai idiologi maupun dogma sering dilekatkan begitu saja dengan Marxisme ajaran Karl Marx.  Marxisme disamakan begitu saja dengan Komunisme, marxisme otomatis komunisme.  Mempelajari Marxisme dianggap penganut dan pendukung komunisme. Di Indonesia mempelajari Marxisme identik sebagai orang PKI.

Almarhum Partai Komunisme Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan Partai Komunis Uni Soviet sebagai induk semang Komunisme Internasional. Marxisme sangat melekat dengan Partai Komunis karena Vladimir Ilyic Lenin sebagai bapak komunisme internasional meramu theori Karl Marx jadi idiologi partai komunis, kaum komunis merasa pihak paling marxisme, dan memonopoli interpretasi ajaran Karl Marx.

Komunisme jadi kekuatan politis dan idiologis di tangan Lenin, kemudian semakin menjadikan Marxisme sebagai salah satu komponen utama yang tidak bisa dipisahkan dari ideologi komunisme. Kaum komunisme mengklaim diri sebagai pewaris tunggal marxisme.

Kekuatiran atas sejarah kelam Partai Komunis membuad pembicaraan maupun pemburuan literatur berbau komunis bagaikan buah simalakama. Disatu sisi ajaran komunisme tak ubahnya bagai penyakit menular membahayakan yang perlu dibasmi, namun disisi lain marxisme sebagai theori sosialisme purba racikan Karl Marx turut terdegradasi hingga kehilangan daya tarik dari khasanah ilmu pengetahuan.

Tidak terbantahkan komunisme memang tidak layak lagi sebagai idiologi alternatif zaman ini karena komunisme sudah terbukti tidak manusiawi, tidak terbiasa ikut mekanisme demokrasi dan secara empiris merupakan idiologi perjuangan otoritarian serta telah terbukti gagal di negara tempat lahirnya sendiri.

Namun mengenyahkan begitu saja literatur tentang komunise, terutama tentang marxisme justru memiskinkan pengetahuan tentang keburukan maupun keunggulan kedua teori ini. Bagaimana mana kita mengetahui baik buruknya kedua teori itu jika tidak mendalami literaturnya sebagai referensi ? Dengan mempelajari sejarah dan perkembangan kedua theori ini justru menjadi pintu masuk mengetahui binatang spesies apa sesungguhnya kedua pengetahuan ini, dan mempelajarinya justru menjadi proses penyadaran layak atau tidak layak ajaran itu.

Secara historis komunisme merupakan gerakan perjuangan kaum komunis, dan idiologi partai komunis, sedangkan marxisme merupakan sebutan bagi pembakuan ajaran resmi Karl Marx yang  awalnya dilakukan oleh Friedrich Engels dan Karl Kautsky.

Marxismisme merupakan teori sosialisme ilmiah , atau berupa seperangkat pemikiran teori karya Karl Marx yang kemudian dibekukan jadi ajaran resmi. Karl Marx melalui theorinya menemukan hukum-hukum perkembangan masyarakat, serta membuka rahasia perekonomian kapitalis yang karena kontradiksi internalnya akan melahirkan proletariat, yaitu kelas yang dipanggil oleh sejarah akan menciptakan masyarakat sosialis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun