Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Nginap di Tenda Pengungsian Jadi Lelucon

23 Januari 2014   16:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah melewati hitungan bulan, dan tahun berganti dari tahun 2013 menjadi tahun 2014 masyarakat Tanah Karo yang selama ini bermukim di desa-desa sekitar gunung Sinabung berada di pengungsian, pada hari ini 23 Januari 2014 Presiden SBY mengunjungi Kabupaten Karo untuk melihat langsung masyarakat pengungsi akibat erupsi gunung Sinabung yang sampai hari ini belum berkesudahan.

Telah lama masyarakat pengungsi korban erupsi gunung Sinabung menantikan perhatian langsung pemimpin tertinggi negeri ini, keinginan itu semakin membesar setelah masyarakat  menganggap Bupati Kabupaten Karo kurang memberi perhatian dan solusi yang baik terhadap masalah yang dihadapi oleh para pengungsi.  Ujung rasa tidak puas ini akhirnya menimbulkan gelombang demonstrasi berulang kali dari masyarakat kepada  sang Bupati, dan keluhan masyarakat ini direspon dengan baik oleh anggota DPRD Kabupaten Karo melalui sidang paripurna DPRD untuk me"makzul"kan Bupati Karo Kena Ukur Karo Jambi. Hasil rapat pleno DPRD Karo ini telah disampaikan kepada elit penguasa Jakarta, tetapi sampai hari ini belum jelas nasibnya.

Ditengah dinamika poltik daerah Kabupaten Karo yang sampai hari ini masih beraroma menuntut Bupati dilengserkan, dan ditambah dengan penderitaan panjang masyarakat di lokasi pengungsian, kehadiran Bapak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ke Tanah Karo, walau dianggap sebagian masyarakat terlambat, tidak ubahnya bagaikan sebuah "OASE",  obat rasa haus bagi masyarakat yang selama ini tidak ubahnya bagaikan kehilangan rasa empathy dari pemimpinnya.

Suka tidak suka kehadiran SBY ke Tanah Karo dan berencana menginap di sebuah tenda di Kabanjahe perlu diberi apresiasi walaupun kunjungan ini masih menyisakan tanda tanya, bahkan menggelikan serta membuat orang yang melihat langsung tempat dan tenda yang akan dihuni SBY tidak ubahnya bagaikan lelucon yang rada tidak lucu.

Kenapa Melucukan Rencana SBY Menginap di Tenda ???

Berdasarkan informasi yang beredar ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Karo, sebagai salah satu bentuk rasa perduli dan empati terhadap masyarakat pengungsi maka SBY akan menginap di sebuah tenda !!!.  Hal ini sebenarnya baik sebagai salah satu bentuk tindakan seorang pemimpin untuk turut merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya, dan salah satu bentuk tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin bahwa dia juga ikut merasakan beban yang ditanggung oleh masyarakatnya yang sedang mengungsi dan mengalami penderitaan panjang.

Tetapi yang membuat masyarakat rada "geli" selain karena harga tenda tersebut diduga puluhan juta dan bentuknya jauh lebih mewah dibandingkan dengan tenda pengungsian umumnya, ternyata tenda tersebut ditempatkan di halaman sebuah komplek rumah Pastoran dan Gereja yang berada di tengah kota Kabanjahe yang merupakan ibukota Kabupaten Karo.

Kalau memang Bapak Presiden bermalam di kota Kabanjahe kenapa mesti di dalam tenda ? Kalau toh bermalam didalam kota kalau tidak mau menginap di hotel agar nampak solider terhadap masyarakat pengungsi bisa saja tidur di rumah pastoran, kalau itupun dianggap terlalu mewah boleh juga bermalam di ruang kelas sekolah yang ada di komplek itu agar nampak sederhana, atau sekalian nginap berbaur dengan masyarakat pengungsi di lokasi penampungan yang tersebar di beberapa tempat.

Penempatan tenda di tengah kota ini justru menimbulkan pandangan sinis dari masyarakat Kota Kabanjahe dan dianggap hanya kepura-puraan atau sekedar pencitraan. Masyarakat berpandangan kalau tenda itu selayaknya dipergunakan di lokasi yang memang tidak ada tempat atau rumah yang layak dihuni, artinya mendirikan tenda di tengah kota itu tidak ubahnya bagaikan lelucon.

Bahkan masyarakat maklum saja jika bapak Presiden bermalam disalah satu rumah yang ada di kota itu, bahkan jika Bapak Presiden nginap disalah satu Hotel, masyarakat juga bisa memakluminya karena masyarakat paham posisi seorang Presiden dan Ironisnya, masyarakat tahu bahwa banyak dari rombongan Presiden tersebut diam-diam nginap dibeberapa Hotel.

Catatan kecil ini hanya sekedar bahan permenungan betapa para elit penguasa dewasa ini ternyata masih sering melakukan tindakan yang cenderung hanya ingin menampilkan yang hanya indah untuk ditatap mata tetapi sarat dengan kepentingan-kepentingan sesaat dan sempit. misalnya pencitraan atau hanya sekedar membangun opini bahwa mereka memiliki perasaan empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun