Mohon tunggu...
Daniel Suharta
Daniel Suharta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.daniest.com email : datasolusindo@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mbah Kung Endy : Petouring Petarung yang Rendah Hati

5 Agustus 2015   10:32 Diperbarui: 5 Agustus 2015   17:33 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk aktifitas mbah Kung Endy ini semua keluarga sangat mendukung selama aktifitas atau kegiatan tersebut positif, sehingga kapanpun dan sampai berapa lama keluarga tidak mempermasalahkan yang penting bisa menjaga diri lahir batin.

Bentuk dukungan dari keluarga adalah istri mbah Kung Endy selalu mempersiapkan barang barang, pakian dan obat obatan, termasuk masalah keuangan, baik itu untuk mbah Kung Endy sendiri maupun apabila ada teman yang ingin ikut melakukan perjalanan bersama mbah Kung Endy, bila memang memerlukannya. Dan yang terpenting bagi mbah Kung Endy adalah doa semua keluarga malam sebelum keberangkatan agar selama perjalanan hingga pulang diberi kelancaran dan keselamatan, termasuk yang ditinggalkan.
Mengenai kekhawatiran tentu saja ada, terutama dengan melihat kondisi mbah Kung Endy yang sudah tua apalagi pengalaman bersepeda yang masih terhitung belum lama (yunior). Namun karena dengan totalitas keyakinan menyerhkan semua itu pada Tuhan sajalah maka kekhawatiran bisa ditekan seminim mungkin.

Dan pada saat berangkat, istri dan anak mbah Kung Endy selalu mengantar meski hanya di depan rumah, inilah sebagian dari bentuk nyata dukungan dari keluarga mbah Kung Endy.

Sedikit berbicara yang ringan ringan tentang perkembangan persepedaan khususnya di Jogja, mbah Kung Endy merasa senang dan bangga karena makin banyak yang suka bersepeda, karena makin banyak yang senang bersepeda berarti makin banyak yang ingin sehat, selain itu juga akan makin banyak postingan postingan di medsos yang dampak positipnya adalah makin banyak obyek wisata yang dikenal masyarakat luas sehingga akan membuat animo masyarakat meningkat untuk melakukan pergi ke tempat yang selama ini belum diketahui sehingga hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah minimal ekonomi masyarakat sekitar obyek wisata tersebut, selain itu jalinan persaudaraan akan semakin baik diantara pesepeda pada umumnya, khususnya antar komunitas.

Mengenai persaingan di jalan raya menurut mbah Kung Endy sebenarnya tidak menjadi masalah apabila selama moralitas berkendara terbina dengan baik, pengguna jalan saling menghargai dan menghormati.

Mengenai seringnya diadakan funbike menurut mbah Kung Endy itu baik saja semasih untuk mendorong masyarakat semakin mencintai sepeda sebagai sarana olahraga yang juga akan menjadi rangsangan untuk menarik para wisatawan dan bukan semata mendorong masyarakat untuk berspekulasi sekedar ingin mendapatkan hadiah, sekaligus ajang bisnis semata.
Sebelum saya mengakhiri perbincangan dengan mbah Kung Endy saya sempatkan untuk memberi semacam resep atau tips dan trik agar bisa melakukan aktifitas bersepeda secara nyaman, baik saat turunan maupun tanjakan, karena masih banyak orang termasuk saya sering mengalami rasa deg degan saat medan turunan dan ngos ngosan saat medan berupa tanjakan.

Inilah resep atau tips dan trik yang diberikan mbah Kung Endy, Resep untuk beraktifitas sepeda agar terasa nyaman dan aman:

  • Tentukanlah sepeda dengan bertanya pada diri sendiri, mencari sepeda untuk apa ? Tranportasi atau olah raga, kalau olahraga jenis apa?
  • Ukuran (geometri) sepeda harus sesuai dengan tinggi badan kita agar nyaman dipakai dan tidak membuat cedera anggota tubuh kita.
  • Kondisi sepeda harus sering dikontrol, supaya tidak sering menemui kendala (kerusakan) pada saat digunakan sehingga selama dalam perjalanan bersepeda akan aman.

Tips dan Trik didalam perjalanan bersepeda agar kuat, tidak deg degan saat menurun juga tidak ngos ngosan saat melalui tanjakan :

  • Memahami kondisi fisik sebaik baiknya
  • Cek kesehatan ke dokter secara periodik
  • Latihan secara teratur baik di jalan tanjakan maupun turunan
  • Mencari ritme kayuhan yang sesuai dengan diri (detak jantung, nafas maupun otot kaki) dengan cara mencoba mencari kombinasi gigi (gir depan/belakang) yang paling nyaman.
  • Makan yang cukup baik takaran maupun nilai kalorinya, atau paling tidak perut jangan sampai kosong sebelum atau saat bersepeda.
  • Yakin sepeda kita sehat, terutama anggota roda :rem” dan sebagainya
  • Menjaga emosi
  • Tidak berhenti atau menuntun, kita berjalan wajar saja, karena kita tidak sedang lomba, karena yang dikatakan kuat bukan berarti mulai start sampai finish genjot terus tanpa berhenti, tapi sejak start sampai finish kita dalam kondisi tetap sehat dan selamatm kalaupun loyo karena lelah itu sudah manusiawi.

Dan bersepeda paling nyaman dalam perjalanan itu jika teman kita sepedan, karena apapun yang kita lakukan itu sebanding semua, sehingga terasa kompak. Namun tidak demikian halnya dengan bersepeda, karena tidak selamanya kita bisa bersama sama dengan pilihan kitam yang penting menurut mbah Kung Endy ada kesadaran masing masing dan komitmen, yanag speed nya tinggi bolah duluan sedang yang tidak tetap mengikuti sesuai speed yang dimiliki, berjalan secara konstan, baru pada titik titik tertentu yang sudah ditentukan berhenti, yang cepat menunggu yang lambat dan bersama sama lagi. Dan didinilah dengan anggota kelompok yang fariatif menjadi tempat pembelajaran pengendalian emosi, kesabaran, ketabahan, daya tahan dan memahami karakter masing masing.

Apabila diawal saat mbah Kung Endy mengatakan bahwa selama melakukan touring tidak pernah menemui kendala yang berarti, saya menangkapnya sebagai bahasa seorang yang sudah sangat matang, karena sebenarnya mbah Kung Endy pernah menemui sebuah pengalaman dimana di tengah perjalanan dicegat oleh orang yang ingin meminta paksa barang dan uang, akan tetapi oleh mbah Kung Endy dijawab dengan tegas dan berani meski dalam bahasa yang santun sehingga orang orang yang ingin merampok tersebut jadi mundur teratur saat mengetahui ketegasan mbah Kung Endy.

Dan inilah pelajaran terbesar yang saya dapat dari mbah Kung Endy yang mempunyai motto :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun