Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Bertanya, Mas Menteri Menjawab

8 Desember 2022   19:21 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:51 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mas Nadiem memberikan penjelasan tentang Merdeka Belajar (Sumber: Edukasi Kompas)

Puncak Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022, telah dilaksanakan pada Sabtu 26 November 2022. Salah satu acara menarik yang diselenggarakan di Grand Ballroom JI. Expo Kemayoran, Jakarta tersebut  adalah dialog inspiratif antara para guru dan mas manteri. Dalam sesi khusus ini, para guru diberi kesempatan untuk bebas bertanya tentang apa saja kepada mas Nadiem.

Sayangnya, karena keterbatasan waktu maka hanya ada tigaa pertanyaan yang dilontarkan dan ditanggapi oleh mas manteri. Berikut ini adalah beberapa rangkuman pertanyaan yang diliput dari kanal youtube resmi Kemendikbud RI.

Pertama: Episode Merdeka Belajar yang paling menarik

Ibu Santi (Malang-Jawa Timur): 

Transformasi pendidikan yang dilakukan oleh Kemendikbud ristek, menurut pendapat saya (Ibu Santi) terasa sangan berbeda, mendobrak dan memancing perhatian publik. Manakah dari antara 22 episode Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek, yang menurut mas manteri episode tersebut paling berkesan, paling disukai, dan mengapa?

Mas Menteri: 

Semuanya baik, tapi kalau disuruh memilih satu maka yang dipilih adalah episode yang memiliki dampak yang sangat besar kepada guru. Dari kriteria itu maka yang menjadi favorit mas manteri adalah program guru penggerak. 

Alasannya ketika terjun ke lapangan dan bertemu dengan guru penggerak, maka saya akan optimis. Segala kebijakan apapun baik dari kepala dinas maupun kemanterian dan lain-lain, jika guru penggerak ini pada nantinya memiliki posisi sebagai kepala sekolah, maka perubahan ini akan terjadi secara otomatis. Guru-guru akan berkembang mengikuti filsafat Ki Hajar Dewantara.

Selain Guru Penggerak, platform merdeka mengajar dan aplikasi itu merupakan suatu hal yang akan sangat membantu guru. Sistem filsafat pelatihan guru dalam jabatan akan berubah dengan teknologi. Saat ini guru tidak perlu menunggu bimtek dari kementerian, melainkan guru secara mandiri bisa memilih pelatihan apa yang ia inginkan. 

Selain itu, kebijakan yang paling berkesan adalah guru honorer menjadi PPPK. Akhir tahun ini ada sekitar 600 ribu guru honorer yang menjadi PPPK. Dan yang tidak kalah menarik adalah kurikulum merdeka belajar.

Kedua: Ganti manteri, ganti kurikulum?

Ibu Yati Gloria (Kupang-NTT): 

Program guru penggerak sangat luar biasa karena membuat para guru tergerak, bergerak dan menggerakan. Apakah program guru penggerak ini akan tetap berjalan atau berlanjut jika terjadi pergantian menteri?

Mas Menteri: 

Apa yang menjadi kecemasan ibu, juga menjadi kecemasan kami (kemendikbud ristek). Dari Sabang sampai Merauke, pertanyaan yang sama ini sering kali dilontarkan. 

Tanggapan saya, pertama: semua kebijakan yang dibuat selalu diawali dengan menanyakan ke diri kita (tim), ini seberapa sulit atau mudah diputar balik. Setiap keputusan selalu didesain, dirancang agar sulit diputar balik atau sulit dihilangkan. Harapannya sekalipun pada nantinya akan dirubah, sudah terbentuk banyak guru penggerak yang akan bergerak sendiri tanpa menunggu perintah dari pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun