Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelaksanaan Kurikulum Butuh Feedback Mechanis

30 November 2022   19:06 Diperbarui: 30 November 2022   19:10 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi situasi belajar dalam ruang kelas (Sumber: Kompas.com)

Pembaruan kurikulum merupakan suatu rencana mengorganisasikan suatu program dengan cara mengatur sumber daya yang ada seperti waktu, materi, peralatan dan personalia berdasarkan cara yang logis untuk memperbaiki proses pengajaran secara keseluruhan. Selanjutnya melibatkan sumber daya yang ada dan mengadakan beberapa pelatihan.

Pelaksanaan kurikulum sebetulnya juga tergantung pada kebiasaan personal, budaya sekolah, jadwal dan tempat pembelajaran. Selain itu, tergantung pula pada perencanaan yang baik. Pemangku kurikulum harus memperhatikan peran guru dalam pelaksanaan kurikulum baru.

Perhatian tersebut mulai dari kompetensi gurunya, kemudian juga memperhatikan materi pelajaran yang diberikan dan koleksi sumber-sumber materi isi kurikulum. Dalam hal ini harus memperhatikan prosedur assesmen kurikulum dan langkah-langkah untuk menanggulangi masalah dalam melaksanakan kurikulum. Akhirnya dalam pelaksanaan kurikulum harus melakukan monitor dan proses timbal balik.

Ada pula beberapa aspek penting yang mendukung pelaksanaan kurikulum baru. Aspek-aspek itu antara lain: tingkat pemahaman siswa, keahlian para guru, lingkungan sekolah, dan sumber daya yang ada. Proses pembaruan kurikulum bukanlah proses yang statis tapi berlangsung terus menerus dan bersiklus, berdasarkan pada proses perbaikan dari hasil umpan balik pelaksanaan kurikulum sebelumnya. 

Untuk itu proses monitoring dan evaluasi harus benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sayangnya proses ini terlihat sangat lemah dilakukan dibeberapa tempat.

Proses monitoring adalah dasar untuk pembaruan kurikulum, pembaruan isi kurikulum, dan kebijakan-kebijakan lainnya. Kurikulum tanpa isi bukanlah disebut kurikulum. Kurikulum tanpa pengalaman tidak akan bisa disampaikan dengan tepat ke siswa, dan kurikulum tanpa perencanaan, penataan lingkungan tidak akan dapat dilaksanakan oleh seorang guru.

Pelaksanaan kurikulum adalah sebuah proses yang saling terkait yang dilakukan oleh seorang guru untuk menterjemahkan program ke dalam kelas pembelajaran. Mengadakan workshop atau pelatihan saja tidaklah cukup untuk mendukung implementasi kurikulum.

Untuk implementasi pembaruan kurikulum harus didukung dengan perubahan. Mulai dari pengetahuan, attitude maupun action para pegawai, para pembuat kurikulum, manajemen yang ada, para guru, siswa dan seluruh stakeholder (Ornstein dan Hunkins, 1993).

Pembuat kebijakan kurikulum kadang menghadapi banyak hambatan dalam pengimplementasian kurikulum. Hambatan-hambatan itu antara lain karena kurangnya kejelasan peran dan tanggung jawab penguasa, masih lemahnya perencanaan dan manajerial, kurangnya kebijakan yang koheren, dan kurangnya keikutsertaan para stakeholder serta dukungan sistem secara keseluruhan.

Usta, dkk (2009) menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan kurikulum, yaitu waktu yang terbatas, padatnya konsep pembelajaran, dan beberapa topik yang tidak sesuai. Sedangkan Farooq (1985) memberikan rekomendasi dalam pelaksanaan kurikulum, antara lain:

  • Pengembangan dan perbaikan kurikulum harus dilihat sebagai proses yang terus menerus dan bukan hanya untuk kejadian tertentu saja.
  • Pengembangan kurikulum sudah selayaknya dilakukan di tingkat bawah (provinsi) dengan dipantau oleh pemerintah pusat.
  • Fokus terhadap pengembangan keahlian yang efektif daripada fokus pada keahlian saja
  • Harus selalu berdasarkan pada hasil penelitian para supervisor dan para ahli kurikulum yang terbaru
  • Penelitian untuk pengembangan kurikulum setidaknya harus dilakukan di mana kurikulum itu dilaksanakan.
  • Memperbanyak praktik lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun