Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketahui Akibat Mengkonsumsi Minuman dan Makanan Manis Serta Saran untuk Mengatasinya

26 September 2022   22:02 Diperbarui: 26 September 2022   22:23 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsumsi makanan dan minuman manis telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir. Sekitar 75% dari semua makanan dan minuman olahan di Amerika Serikat mengandung tambahan gula. Konsumsi minuman yang dimaniskan, termasuk minuman ringan berkarbonasi, minuman rasa buah, minuman olahraga atau energi, serta kopi dan teh siap saji, berkontribusi pada lebih dari 46% penambahan gula dalam makanan di AS.

Selain di Amerika Serikat, makanan dan minuman manis merupakan sumber terbesar kedua dalam makanan orang Brasil, dan merupakan hampir sepertiga dari asupan gula di antara remaja Inggris. Pada tahun 2020 tercatat bahwa Indonesia menempati posisi ketiga dalam konsumsi minuman berpemanis di Asia Tenggara, dengan jumlah konsumsi sebanyak 20, 23 liter/orang/tahun.

Akibat Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Manis

Ada bukti epidemiologi yang meyakinkan yang menghubungkan konsumsi makanan dan minuman manis dengan peningkatan risiko kelebihan berat badan dan obesitas dan diabetes tipe II. Penelitian dari Vandyousefi et al (2019) yang menguji hubungan konsumsi makanan dan minuman manis dengan prevalensi obesitas pada anak (1-5 tahun). Data berasal dari Survei WIC County Los Angeles 2014, yang mencakup 3707 ibu dan anak-anak mereka (1-5 tahun). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat obesitas yang lebih rendah terjadi jika asupan makanan dan minuman manis juga rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Della Torre et al (2016) yang menyelidiki pengaruh konsumsi makanan dan minuman manis terhadap risiko obesitas dan obesitas pada anak dan remaja menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara konsumsi konsumsi makanan dan minuman manis dan risiko obesitas atau obesitas.

Kahlhfer et al (2016) menunjukkan adanya hubungan konsumsi makanan dan minuman manis dengan kadar glukosa dalam darah. Penelitian dari Markus & Rogers (2020), menunjukkan bahwa minuman yang mengandung gula tinggi (80 g) menyebabkan konsentrasi glukosa darah turun di bawah nilai dasar dan hampir mencapai tingkat hipoglikemia pada akhir pengukuran. Tidak ada gejala perilaku seperti hipoglikemik termasuk perubahan nafsu makan atau suasana hati: setidaknya tidak pada akhir pengukuran +165 menit setelah konsumsi.

Hal ini mungkin karena dalam konsumsi tertentu minuman indeks glikemik tinggi masih dapat meningkatkan gejala dalam jangka panjang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi kemungkinan efek seperti hipoglikemik dari dosis tinggi minuman yang dimaniskan dengan gula di pengukuran waktu yang lebih lama/ tertunda.

Pada Maret 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan pedoman yang direvisi tentang asupan gula, meminta pemerintah nasional untuk melembagakan kebijakan untuk mengurangi asupan gula hingga kurang dari 10% dari total energi. Panduan tersebut mencatat bahwa manfaat kesehatan tambahan akan diperoleh jika asupan gula dapat dikurangi hingga kurang dari 5% dari total energi.

Rekomendasi ini telah mendorong peningkatan fokus pada tindakan kebijakan untuk mengurangi asupan gula di seluruh dunia; khususnya, intervensi untuk mengekang konsumsi makanan dan minuman manis telah dilaksanakan atau diusulkan dalam sejumlah kecil yurisdiksi (Borges et al, 2017).

Beberapa Saran

Persoalan tentang minuman dan makanan manis tidak bisa diremehkan begitu saja karena sangat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup manusia. Maka perlu ada solusi bersama untuk mengatasi hal ini. Melalui ulasan ini, penulis memberikan beberapa saran:

Pertama: Pemerintah perlu memperkuat sistem regulasi yang mengatur tentang penjualan makanan dan minuman manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun