[caption caption="Kota Aleppo dulu dan kini (Foto www.rt.com)"][/caption]Lihatlah foto yang diunggah www.rt.com ini. Ini adalah salah satu kota di Aleppo, Suriah yang hancur akibat pertempuran pemerintah Suriah dengan pasukan Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS. Di dalam bahasa Arab disebut Daesh.
Masalah ISIS inilah yang diungkapkan Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose, Deputi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Bidang Kerjasama Internasional di DPR RI baru-baru ini. Sekarang sudah ada 47 WNI yang datang dari Irak dan Suriah. Mereka sudah pulang ke kampung halamannya di Jawa Barat, Tengah, Timur dan Lampung.Menurut Golose, masalah ini terus diawasi tetapi bukan berarti tanggung jawab bersama kita lupakan, terutama peran aktif masyarakat di sekitarnya.
Masih menurut Golose, sekitar 47 WNI itu tidak sekaligus pulang ke tanah air. Mereka pulang bertahap dari tahun 2014-2016. Sekarang ada sekitar 531 WNI yang bergabung dengan ISIS. Di antara jumlah itu sudah 69 WNI tewas. Pernyataan Golose ini seakan-akan memberitahu kita, betapa informasi-informasi warga Indonesia yang bergabung bersama ISIS adalah benar. Sekarang bangsa ini dihadapkan dengan masalah lebih besar yaitu hadirnya warga negara Indonesia yang sudah memperoleh latihan membuat bom, memegang senjata. Boleh jadi jika kita semuanya tidak ikut mengawasi, peristiwa teror lebih banyak terjadi jika dibandingkan ketika mereka sebelumnya di Irak dan Suriah.Harus dilakukan untuk memutuskan mata rantai di antara mereka.
Di samping itu diberikan pekerjaan bermanfaat sehingga menyadari bahwa membangun itu lebih baik dari pada menghancurkan.Lebih penting dari itu berusaha menyadarkan bahwa Islam yang benar itu bukan membunuh dan berwanti-wanti agar selalu waspada untuk tidak dipengaruhi ajaran Islam tidak benar. Islam itu adalah agama perdamaian.Bertoleransi dengan penduduk yang tidak beragama Islam.
[caption caption="Pasukan ISIS (Foto Reuters)"]
Tahun 2006, Abu Mush'ab al-Zarqawi tewas dan digantikan oleh Abu Umar al-Baghdadi, selanjutnya Abu Umar mendirikan Negara Islam Irak yang berpusat di Baquba, Provinsi Diyala. Tahun 2010, Abu Umar tewas dan digantikan oleh Abu Bakar al-Baghdadi.
Pada saat terjadinya pergolakan di Suriah, Al-Qaeda telah mendukung oposisi dengan membentuk Front Al-Nusra untuk melawan pemerintahan Suriah. Banyak para mujahidin dari negara-negara Islam, menurut saya boleh jadi dari Indonesia juga, yang bergabung dengan kelompok ini.
Kemudian pada tanggal 9 April 2013, Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan ISIS yaitu gabungan Negara Islam Irak dengan Front al-Nusra yang berada di Suriah, maka kelompok tersebut bernama Islamic State Iraq and Sham (ISIS).
ISIS terus eksis dalam perjuangannya mengambil sektor di timur Suriah dan di Barat Irak. Mereka melakukan teror di kota-kota Irak seperti merampok bank, meledakkan instansi-instansi pemerintah dan penjara-penjara untuk membebaskan anggota Al-Qaeda yang ditahan oleh Irak dan menjadikan Ramadi dan Fallujah di Provinsi Anbar sebagai basis perjuangan mereka di Irak.
Gerakan teroris yang mereka lakukan di Irak seperti pengeboman, penyerangan ke kantor-kantor polisi dan militer Irak dan sebagainya telah menyebabkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Eropa menyatakan ISIS sebagai organisasi teroris. Anehnya di Indonesia malah banyak pendukungnya dan nenyuarakan jihad di bawah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi.Waktu itu mereka bebas melakukan orasi di Jakarta.
Masalah ISIS ini berdampak pula terhadap masjid-masjid di luar negeri.Kita lihat di gambar bawah bagaimana pihak keamanan Amerika Serikat memasang kamera keamanan NYPD dekat masjid di Bedford-Stuyvesant, Brooklyn, New York.