Saya baru saja menerima beberapa foto dari anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dari Fraksi Partai Golkar, Drs Ahmad Zacky Siradj, yang juga adalah mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Hubungan saya dengan Ahmad Zacky Siradj sudah berlangsung lama, yaitu sejak saya kuliah di Fakultas Ilmu-Ilmu Hukum, Ekonomi dan Sosial, jurusan Hukum, Universitas Negeri Cenderawasih. Pada waktu itulah saya bertemu pertama kali dengan Pengurus Besar HMi di Jayapura.
Saya waktu itu sebagai pengurus HMI Cabang Jayapura, juga Ketua Umum Lembaga Hukum (LHMI) HMI Cabang Jayapura. Sejak itu silaturahmi tetap berjalan hingga hari ini.
Hari ini pula saya mempelajari lagi masalah Papua. Sebuah Majalah Papua, Juni 2013, juga mengingatkan saya dengan puteri Gubernur Papua (dahulu Irian Barat) Eliezer Jan Bonay, yaitu Riyanti Puspita Bonay di kampus Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Mengingatkan, karena di majalah yang saya baca, selain Eliezer Jan Bonay, terdapat pula profil Silas Papare, Marthein Indey dan Andreas Gerson.
Pertama, Silas Prapare yang berasal dari Pulau Nau (Waropen). Bersama pemuda Eliezer Jan Bonay, ia terbang ke Markas Besar pasukan Sekutu di Hollandia, sekarang Jayapura. Kedua, Marthen Indey, putera Papua kelahiran Depapre, Jayapura.
Sebelum kedatangan Jepang, Marthen Indey sudah bertugas sebagai polisi di Papua. Berkat bantuan informasi dari Marthen, serangan pasukan Sekutu mampu menghancurkan 300 pesawat udara Jepang.
Berikut, Andreas Gerson Karubaba, berasal dari Kampung Ambai (Yapen). Tugasnya sebagai juru tulis Kampung Ambai, ia diangkat menjadi Kepala Dapur Besar. Kemudian sebagai mantan Kepala Dapur, Andreas diikutsertakan dengan pesawat Sekutu untuk menunjukkan lokasi keberadaan pasukan Jepang. Terakhir adalah Eliezer Jan Bonay dari Serui Laut (Yapen).
Setelah Irian Barat (Papua) kembali ke pangkuan RI pada 1 Mei 1963, ia diangkat Presiden Soekarno sebagai Gubernur Irian Barat (1963-1964). Tentang Eliezer secara mendalam pernah saya tulis di media ini beberapa waktu yang lalu.
Itulah sekelumit tentang Papua, di mana banyak pengalaman menarik di Universitas Cenderawasih, kampus saya, di samping pengetahuan lain di Papua. Tentang keamanan? Saya yakin akan mampu diatasi Kepolisian Negara RI. Kita harus belajar dari Timor-Timur ketika lepas dari NKRI.