Mohon tunggu...
Dasilva ari
Dasilva ari Mohon Tunggu... Pengacara - Sebab kita sering lupa, maka menulis adalah kunci

Coguyon ergo sum

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

FTV dan Persinggungannya dengan Realita Hidup

17 Januari 2020   14:39 Diperbarui: 17 Januari 2020   14:40 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ftv memang acara televisi yang pada hari ini menjadi "landmark" bagi beberapa stasiun TV, seperti SCTV, Indosiar, dan RCTI. FTV selalu mendapat porsi sekecil apapun dalam hati masyarkat Indonesia. Apabila bingun mau nonton apa di tv, FTV selalu jadi pilihan utama.

Balutan kisah segar penuh drama percintaan di era 2009 -- hari ini, kisah cinta remaja selalu menjadi grand design dari ftv yang di tayangkan SCTV. Sedangkan Indosiar memilih jalur lain, mereka memilih konsep azab dan hubungan rumah tangga yang dijadikan ciri khas. Sepertinya mereka paham betul terhadap tipologi lapisan masyarkat indonesia penikmat Televisi yang kebanyakan melankolis. Itu sebabnya FTV selalu laris manis.

Aku memang salah satu bagian dari tipologi melankolis itu. Aku mengikuti betul perkembangan FTV dari sejak smp Hingga sekarang. Aku kagum dengan ide cerita nyang dibawa oleh sutradara FTV, yang tiada absen membawa haru dan drama yang mengocok perasaan  dalam setiap FTV.

Namun tetap saja sesuatu halnya memiliki kelemahan, ide yang segar namun tidak dibarengi dengan balutan jalan cerita yang segar pula, membuat penonton terkadang jenuh dengan kemunculan FTV. Pattern dari jalan ceritanya selalu begini :  Si A bermusuhan dengan si B, lalu si A terjebak di situasi harus bersama terus dengan Si B, Akhirnya si A Jatuh cinta dengan Si B, tapi kondisinya si B sudah punya pacar Si C, akhirnya ketahuan Si C Selingkuh, dan Si B galau, Masuklah Si A sebagai pahlawan, Kemudian A dan b Pacaran. Serta berbagai alternatif cerita monoton lainnya.

Tapi, setiap aku nonton FTV, selalu saja ada yang bilang kalau jalur ceritanya tidak masuk akal, dengan rasionalisasi tidak mungkin orang dapat jatuh cinta semudah dan secepat itu. Atau rasionalisasi ceritanya cuma fiktif belaka. HEI, kalau diceritain secara gamblang bagaimana proses jatuh cintanya dari mulai awal sampai akhir secara menyeluruh, namanya bukan FTV, tapi kisah hidupmu!
Tapi memang sih, cerita di ftv sangat terlihat Fiktif. Tapi perlahan aku mulai sadar terkait realitas FTV dalam singgungannya dengan realita hidup. Saat aku sering bercerita dengan temanku yang kurasa memiliki jalan cerita hidup 11:12 dengan cerita FTV. Bukan Cuma 1 orang, namun ada banyak, bukan hanya 1 cerita, tapi beberapa cerita.

Lantas aku berfikir, sepertinya jalur cerita FTV tidak bisa sepenuhnnya kita katakan Khayal. Sebab, kita tidak dapat menutup kemungkinan bahwa cerita -- cerita yang ada dalam FTV adalah wujud lain dari realita hidup yang kita alami. Mereka yang bilang itu, hanya belum tau saja kalau hidupnya adalah FTV dalam dunia nyata. Logika sederhananya, kamu bilang Kota A bebas dari kecelakaan, tapi kamu mengambil kesimpulan, hanya dari melihat lingkup sekitar rumahmu, tanpa melihat di lapisan kota A yang lain, banyak sekali angka kecelakaan.

Jadi, FTV adalah bentuk lain dari hidupmu. Suka Nonton FTV juga Bukan aib, menangis dan terbawa suasana juga bukan hal yang memalukan. Sebab, sobat ambyar juga berhak memilih jalur patah hatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun