Mohon tunggu...
Darz Sudarsono
Darz Sudarsono Mohon Tunggu... Dosen - Nama lengkap: Sudarsono Muhammad Ihrom; Nama panggilan: Darz, Tufron; Tempat/Tanggal Lahir: Jember, 5 Juli 1966; Pendidikan Terakhir: Master, The Language and Arts Education, The Ohio State University, Columbus, USA; Pekerjaan: Dosen Senior di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

Bio Nama lengkap: Sudarsono Muhammad Ihrom Nama panggilan: Darz, Tufron Tempat/Tanggal Lahir: Jember, 5 Juli 2020 Pendidikan Terakhir: Master, The Language and Arts Education, The Ohio State University, Columbus, USA Pekerjaan: Dosen Senior di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Zodiak: Cancer (tapi lebih cocok Scorpio) Nomor Telepon: 082320434886 Hobby: Belajar, Membaca, Menulis, Menonton, Hiking, Travel Hal yang paling disuka: Melihat foto-foto sejarah dunia Hal yang paling dibenci: Melihat kabel-kabel semrawut dan pating slengkrah Makanan Favorit: Rendang, Gudek, Sayur asem, Pisang goreng, Gehu pedas Buah Favorit: Rujak, Sawo, Nenas, Semangka Minuman Favorit: Kopi, Bandrek, Bajigur Artis favorit: Titiek Puspa, Dian Sastro, Slamet Raharjo Warna Favorit: Biru laut Kata Mutiara: Bersyukur: Yakin semua kebutuhan dipenuhi dan setiap doa dikabulkan (Whether or not you know it!); Bersabar: Yakin janji Alloh SWT benar (Everyghing’s in store already for you!) Cewek idaman: Istri sholehah Pesan dan Kesan: Humble, Helpful, and Professional

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Lima Episode" Narasi Merdeka Belajar

31 Maret 2020   17:10 Diperbarui: 31 Maret 2020   17:28 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kedua, konsep berfungsi nilai. Begitu suatu objek berhasil diikat (captured) maka entitas tersebut siap untuk di-assess terkait signifikansi dan kebermanfaatannya. 

Ketiga, konsep menjadi media komunikasi, dalam hal ini antara pemerintah dengan rakyatnya. Melalui konsep rakyat bisa membaca rencana-rencana dan gambaran umum pelaksanaan program. 

Konsep mewadahi konten percakapan antara pihak-pihak yang berkepentingan. Keempat, konsep menjadi alat pertanggung-jawaban. Pemerintah menyampaikan kepada rakyat bahwa dirinya memiliki komitmen untuk merealisasikan cita-cita sebagaimana bunyi redaksi dalam konsepnya. 

Dan kelima, konsep berfungsi evaluasi. Pemerintah, bersama rakyat, bersama-sama mengevaluasi apakah pelaksanaan program telah berjalan sesuai dengan yang dikonsepsikan.

Artikel ini memandang Merdeka Belajar yang diusung Mendikbud dikembangkan dengan pendekatan heuristik--yakni lebih bersifat strategis, praktis, dan intuitif. Efektivitasnya secara persis akan dilihat berdasarkan penyelenggaraan real begitu program digelindingkan.

Kalau boleh bermain episode tentang "merdeka belajar" sebagai istilah (huruf kecil), di luar Episode Merdeka Belajar I-II-III-IV (huruf besar sebagai kebijakan), maka narasi merdeka belajar terbagi menjadi 5 episode.

Pertama, episode ketika merdeka belajar masih menjadi istilah bebas. Istilah bebas artinya milik kamus dan thesaurus; bukan milik pemerintah, bukan milik publik. 

Sebagai penghuni kamus maknanya sirkuler; maknanya diketahui hanya berdasarkan kaitan-kaitannya dengan entri-entri leksis yang lain di dalam kamus-thesaurus itu. Dan begitu keluar dari dunia kamus makna ini bergerak liar seperti radikal bebas, bunyinya akan tergantung pada tempat ia menempel.

Kedua, episode ketika istilah merdeka belajar menjadi terminologi Pemerintah, yakni ketika Pemerintah bekerja menafsirkan apa makna merdeka belajar. Pemerintah mengambil langkah "aman" dengan memungut istilah yang "tidak bermasalah" secara makna, baik dalam kamus maupun dalam masyarakat.

Di dunia kamus, istilah merdeka belajar, bahkan sebelum dijadikan pilihan nama untuk sebuah kebijakan, sudah inheren di dalamnya seperangkat nilai superlatif. 

Dalam arti luas, merdeka belajar adalah filosofi tentang hidup, tentang "being" (merdeka untuk belajar; merdeka karena belajar) dan "becoming" (merdeka dengan belajar; merdeka melalui belajar). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun