Menurut hemat penulis, wajar saja kubu Prabowo menggunakan propaganda Rusia itu sangat relevan dengan konsultan politiknya yang konon adalah Ahli memutar balikkan fakta. Konsekuensinya, apa yang disampaikan dari pihak prabowo, harus disikapi dengan super hati hati dan jangan cepat petcaya apalagi meresponnya.
Jika kita cermati seringkali ada pihak pihak entah sengaja atau tidak (penulis lebih menduga disengaja dan telah di atur skenarionya) melontar isu yang sangat kontroversial, yang mrnumbuhkan kehebohsn, distrust terhadap pemerontah Jokowi. Namun ketika energi telah terkuras, atau dampak kurang sebagaimana diharapkan isue itu di balik dengan istilah klarifikasi oleh oknum lain dari grngnya.
Pengalaman penulis, ketika kita menanggapi, tahunya dibalikkan faktanya, sihingga seolah olah pihak lain yang salah. Jika propagnda itu terus ditanggapi, maka yang tetjadi adalah menguras energy, sehingga mereka leluasa menguasai dan telah siap dengan amunisi baru.
Sebagai contoh isue PKI yang dihembuskan ke pribadi Jokowi, mereka tidak peduli fakta waktu, fakta tempat dll, yang tetpenting adalah mengisukannya dengan menghalalkan segala cara. Mereka seakan akan propaganda PKI, wapada agar PKI tidak tumbuh, namun fakta sesungguhnya mereka sendiri yang menyebar luaskan, menyiburkan cara cara PKI yang mrnghalalkan segala cara itu. Paradoks bukan?
Contoh lain adalah terkait dengan antek asing dan aseng, meminjam pidato Jokowi di depan alumni UI saat mendeklaradikan dukungan untuknya Jokowi mempertanyakan secara retiris, siapa yang antek asing, di mana antek asing ? Padahal kita tahu siapa diaps yang hadir mendukung Donald Trump pada pers confrence kampanye penvapresannya. Dan kita tahu Donald Trump sangat berambisi mengembangkan bisnis disini.
Masih terlalu banyak fakta yang mengindikadikan digunakannya ptopaganda rusia itu. Dan ironisnya hal itu diikuti mereka yang mengklaim terkatagori ustadz, ulama atau bahkan habaib. Yang seharusnya lebih tunduk krpata tuntunan dan tauladan al quran dan sunah rasul- Nya yang harus melakukan tabayyun agar tidak ada yang dirugikan..
Memang sebagaimana dawuh Gus Mus, bahwa ulama apalagi ustadz itu tidak maksum, yang maksum hanya nabi, ya seharusnya tidak begitu begitu amat. Kami orang jawa bilang ngono yo ngono ning ojo ngono. Sebab akibat yang fdsebabkannya bukan jatuhnya ekektabilitas lawan politik, tetapi kekacauan, perpecahan yang mengarah pada disintegrasi bangsa. Kepada semua pihak penulis tekankan, tolong jangan menari nari merayakan kemenangan di atas serakan perpecahan bangsa.
Dengan memahami bahwa propaganda Rusia itu ndobos, maka kita semua dapat memilih harus bagaimana memyikspinya. Orang jawa bilang. Ya kepriben maning wong cuma ndobos ! Iya belih ?