Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jan Ethes dan Kisah Firaun Menuntut Musa Kecil

3 Februari 2019   10:31 Diperbarui: 3 Februari 2019   11:33 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alkisah, karena Fir'aun terusik oleh ulah Musa kecil, maka Fir'aun ingin membinasakan Musa. Namun keinginannya dicegah oleh Siti Masyithoh, bahwa apa yang dilakukan oleh Musa kecil hanyalah ulah anak-anak pada unumnya yang belum nalar., dalam makna belum dapat membedakan baik dan tidak baik, benar dan salah. Fir'aun pun mengalah untuk sementara.

Namun, rupanya apa yang dilakukan oleh Musa kecil tetus berlangsung bahkan semskin dirasakan oleh Fir'aun semakin teras melecehkannya. Maka kembali Fir'aun ingin membunuh Musa. 

Naluri keibuan Siti Masyithoh pun bekerja untuk menyelamatkan Musa, dengan sebuah ujian Musa kecil disuruh memilih bara yang warnanya menarik dan roti yang rasanya enak untuk menguji nalatitas sang Musa kecil.

Sambil terus berpasrah diri kepada Allah, Siti masyithoh pun mengikuti ujian nalaritas Musa kecil, dan katena pertolongan Allah, Musa kecil Justru memilih bara api yang kemudian dijilatnya. Pilihan ini memang menyelanatkan musa atas insting membunuh Fir'aun, namun dari peristiwa itu betkonsrkuensi pada lisannya yang cedal, sehingga untuk menghadap Fir'aun dimasa depannya Musa AS memohon kepada Allah agar Harun menjadi wazir nya.

Tentu saja bukan tarikan jenggot atau tarikan ke bagian tubuh Fir'aun lainnya yang menggerakkan Fir'aun untuk mengahiri hidup Musa. 

Tetapi nilai kebetanian Musa kecil yang dikhawatirkan dapat mengahiri kekuasaan Fir'aun di masa depan. Fir'sun melihat gambaran ketuntuhannya melalui petilaku Musa kecil.

Sejarah bagai Cakram Manggilingan, pola sejarah terus berulang meski setting, mass dan pelakunya berubah. Sejarah Indonesia menjelang Pilpres 2019 nampaknya mengulang fragment singkat kehidupan Musa Kecil dan yang mrngadi Musa Kecil adalah Januari Ethes, atau dikenal sebagai Jan Ethes, Cucu Presiden Jokowi dari putra pertamanya Gibran Rakabuming.

Yah oleh sebagian mereka yang melihat kekalahannya melalui prilaku Jan Ethes yang menggemaskan, meteka seperti krlompok fir'aun yang melihat kekalahan dari perilaku menggemaskan Musa Kecil. 

Perilaku anak anaknya dipermasalahkan dan ditarik ke ranah hukum. Jan Ethes konon akan dilaporkan ke bawaslu..Sangat aneh memang, kok yang dilaporkan Jan Ethes bukan sang kakek ?

Bagai keyakinan akan perlindungan yang Maha Penentu Hidup sebagaimana diberikan kepad Musa kecil, Sang Kakek, Jokowi, mempersilahkan pihak pihak yang melaporkan Jan Ethes. Jokowi menyatakan Jan untuk datang, bagai Musa kecil menghadapi para algojo Fir'aun yang berharap bayang bayang kekalahannya lenyap.

Jika kita tilik posisi hukum Jan Ethes yang baru 2 tahun ini, bagi mereka yang berpegang pada Syar'i tdntu Jan Ethes belum.mukalaf, belum saatnya dibebani hukum syar'i, sevara hukum pisitif, dia belum 18 tahun artinya belum dewasa, Jadi sebenarnya kalau kita normal, wajar dan punya nalar rasanya menyeret balita ke ranah hukum tentu keterlalua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun