Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Sebastian Coe: Zohri Masa Depan Atletik Indonesia

27 Agustus 2018   06:33 Diperbarui: 27 Agustus 2018   07:53 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atletik. Sumber ilustrasi: PEXELS/Andrea Piacquadio

Tapi apakah hal ini bisa ? Apa yang didiskusikan oleh para wartawan olah raga dan para paanitia lari Asian Games yang penulis ikuti menjelang pelaksanaan lomba marathon Asian Games putera pada hjari Sabtu, 25 Agusatus 2018 intinya adalah, saat ini berbeda, atlet yang sudah menjadi PNS, tidak otomatis dapat fokus latihan, hal ini dikarenakan mereka harus menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai abdi negara (ASN). 

Sebagai contoh kongkritnya yang disinggung terkait dengan atlet marathon adalah Tryaningsih, yang akhirnya gagal berlomba di nomor Marathon Asian Games puteri yang dilaksanakan pada hari Minggu, 26 Agustus 2018.

Dalam pandangan penulis, nomor sprint yang berdurasi pendek dengan tiga tahapan Start, Akselerasi dan finish tentu harus benar- benar dikuasa secara perfect oleh seorang sprinter. Jika kita amati Zohri berlari, paling tidak ada dua kelemahan, yakni pada Start dan finis. 

Pada start dan sekitar 25 awal hampir sebagian besar Zohri tertinggal, sedang kelemahan pada finish, Zohri belum menunjukkan finishinh yang semestinya yang menjadi penentu finish yakni daerah dada (dodot, atau torso). bahkan dalam semifinal Asian games lalu, Zohri justru menengok kekiri (ke arajh pelari Arab saudi). 

Menengok ke kiri maupun kekanan saat berlari jelas sangat b erpengaruh pada kecepatan lari, sedang upaya mengedepankan dodot (torso) akan memberikan daya dorong sendiri. 

Dilihat dari usia, Zohri masih pada usia pertumbuhan oleh karenanya, untuk meningkatkan prestasinya, asupan gizi terutama yang terkait denga funsi pertumbuhan tulang dan otot seperti kalsium dan protein sangat perlu diperhatikan. hal ini dikarenakan untuk menghasilkan gerak yang efektif, cepat dan kuat, kondisi tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif sangatlah menengtukan. 

Otot sebagai alat gerak aktif, kontraksinya sangat tergantung dari aktin dan miosin yang tersedia dalam tubuh. Aktin dan myosin merupakan jenis-jenis protein, artinya asupan protein memang harus sangat diperhatikan. 

Dengan perpaduan latihan fokus dan terarah, asupan gisi dan tekhnology lari yang presisi, diharapkan Zohri tumbuh menjadi Atlet yang ideal dalam fisif, teknik dan sudah barang tentu mental juaranya. Ketiga aspek itu tentu saja tidak dapat "diberikan" dalam periode yang singkat, namun sesuai dengan pertimbuhan dan perkembangannya. 

Wajar saja, polesan dari PB PASi belum nampak  sepenuhnya pada tampilan Zohri pada final lomba nomor 100 meter Asian Games semalam. Seperti diakui sendirii oleh Zohri  saat wawancara pasca babak semi final, startnya masih bermasalah.

Sisi sosial dari pernyataan Sebastian Coe tentang Zohri masa depan atletik Indonesia, penulis tan gkap sebagai "Zohri Efect". Fenomena Zohri telah terbukti membangkitkan kesadaran kolektif kita, bahwa bangsa ini sesunguhnya memiliki mutiara-mutiara yang walau diasah sedikit saja,akan nampak kemilau. 

Disisi lain, nampak bahwa kesadaran itu perlu dibangkitkan, dan jika telah bangkit, dukungan masyarakat, tidak diragukan lagi, karena pada dasarnya masyarakat kita sangat mencintai semua yang Indonesia miliki, termasuk atlitnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun