Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Jokowi - Kiai Ma'ruf, Paslon Alumni 212 Kan?

10 Agustus 2018   08:41 Diperbarui: 10 Agustus 2018   15:33 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pasangan calon (paslon) Capres dan Cawapres Ir. H Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amien, nampaknya merupakan paslon alumni 212 tulen. Jika tidak salah ingat, keduanya hadlir pada Aksi Bela Islam 2 Desember 2016. 

Dalam penilaian penulis, pasangan ini merupakan pasangan kuat, dan nampaknya akan terjadi persaingan tidak imbang antara Jokowi - Kiai Ma'ruf dengan paslon penantangnya, Prabowo - Sandiaga Uno. 

Paslon Jokowi- Kiai Ma'ruf sebagai paslon kuat dikarenakan pasangan ini merupakan dua pilar kooh NKRI, yakni Nasionalis Agamis dan Agamis Nasionalis. 

Pasangan ini mengikuti "patron" pilkada Jateng, yang sukses, meski mendapatkan gempuran dahsyat akhibat posisi Ganjar Pranowo yang kurang mkenguntungkan. 

Pasangan Jokowi - Kiai Ma'ruf sudah barang tentu jauh lebih kokoh, mengingat pasangan Prabowo-Sandiaga Uno adalah pasangan "intern" Gerindra, atau penulis sebut sebagai "paslon Incest"

Munculnya Paslon Incest pada last minute, nampaknya lebih dikarenakan tuntutan mengejar deadline, akhibat tarik menarik di kubu kualisi Prabowo yang dapat saja mencapai deadlock. 

Kita semua mahfum, bagaimana kekeuhnya partai-partai di kualisi itu ingin agar cawapres Prabowo berasal dari kader masing-masing, bahkan pada masa-masa ahir mereka seakan "dibebani" rekomendasi ijtima ulama GNPF, yang memaksa Prabowo memilih bukan dari kader partai lain anggota kualisi, juga  bukan berasaal dari rekomendasi ijtima ulama GNPF. 

Apapun alasannya "paslon incest" dari Gerindra ini walaupun dapat mengataasi deadlock, namun sangat rentan dalam perjalanannya nanti. 

Di kelompok elit mungkin dapat diupayakan kompak, namun di akar rumput, banyak jurus yang dapat digunakan untuk mengalihkan dukungan dari mendukung Prabowo, beralih mendukung Jokowi apalagi Cawapres Jokowi adalah tokoh ulama, yang keulamaannya diakui oleh lintas ormas keagamaan Islam khusunya yang sangat potensial menyedot dukungan dari Prabowo. 

Pada sisi lain, "senjata politik identitas" yang selama ini digunakan oleh para pendukung Prabowo dari kelompok Islam, terutama dari PKS dan PAN, sudah barang tentu sangat tidak mungkin digunakan. 

Ibarat prajurit akan berperang, namun senjatanya sudah patah sebelum menghadapi musuh. Namun walau demikian, seperti penullis ungkapkan saat memasuki tahun politik 2018, bahwa PAN dan PKS memilih berada di ketiak Prabowo akan tetap memainkan "jurus jurus pemikat" meskipun mereka, khususnya PKS selama ini melakukan gertakan-gertakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun