Banyak Riwayat (hadits) terkait dengan Isro, perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjdil Aqsha, Imam Ahmad bin Hanbal. Inti dari Hadits panjang Imam Ahmad adalah bahwa Isro dari Mekah ke Palestina menggunakan Kendaraan Buroq. Â Yang kecepatannya sejauh mata memandang.
Dengan laju kecepatan buroq yang sejauh mata memandang (mata memandang itu karena cahaya) atau boleh dipahami secepat kecepatan cahaya yang disimbolkan dengan c, adalah sebuah konstanta fisika universal yang penting dalam banyak bidang fisika.Â
Nilai presisinya adalah 299.792.458 meter per detik (kira-kira 3,00108 m/s), sehingga dengan jarak Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha sekitar 1500 km, dapat ditempuh sekitar 0,005 detik. Namun karena dalam perjalanan itu Allah juga memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya, mungkin diperlukan beberapa menir belaka, dari waktu tempuh yang lazim pada waktu itu dengan unta adalah 40 hari.Â
Timbul p ertanyaan tentunya adalah apakah jalur yang dilalui Buroq adalah jalur pedrjalanan unta, yang berkelok kelok yang setelah tabuk akan bercabang atau jalur proyektil dalam artian potong kompas ? Dalam pandangan penulis, untuk mengoptimalkan waktu tempuh, maka yang dilalui adalah jalur proyeksi antara masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.Â
Pertanyaan selanjutnya adalah ayat-ayat apa yang penting diperlihatkan oleh Allah sepanjang Isro pada malam itu sepanjang Mekkah Palestina ? Apakah termasuk ayat kebesaran kekuasaan Allah yang akan memenangkan perjuangaan Rasulullah meski dua sayap (Abi Tholib dan Siti Hadijah) perjuangan beliau telah patah ?Â
Diantara hal hal yang terkait dengan Isro Mi'roj, yang sering kita peroleh adalah alasan "untuk menghibur" nabi yang sedang dilanda duka berat dengan menginggalnya pelindung utama veliau di Makkah yakni Abi Halib, dan penyuport perjuangan beliau secara total Istri baginda yakni Si Hajar. Adalah menjadi sangat wajar jika kehilangan penyokong perjuangan yang bisa menurunkan spirit perjuangan secara manusiawi itu "dihibur" dengan diperlihatkan tanda-tanda tanda kemenangan oleh Allah SWT pada malam itu.
Penulis mencoba membuat garis lurus antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha,maka paling tidak ada dua tempat yang terlewati garis itu yang mungkin dapat menjadi pertanda kemenangan perjuangan Rasulullah SAW, dua tempat itu adalah Badar, dan Tabuk. Dua tempat inilah yang menjadi tempat perang awal dan ahir yang dikomandoi Rasulullah SAW langsung. .
Perang Badar, terjadi pada bulan Ramadan 2 Hijiriah (Maret 624), karavan dagang besar pimpinan Abu Sufyan hendak kembali ke Mekkah dari Suriah. Nabi memimpin langsung aksi ghazwu dengan Badar, melibatkan sekitar 313 orang muslim, 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta, dan 2 ekor kuda.Â
Di dalam pasukan tersebut terdapat paman Nabi, Hamzah, dan tiga calon khalifah, Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib. Meski begitu, tak seorang pun menyangka ghazwu kali ini akan menjadi peristiwa penting dalam sejarah.Â
Sebagaimana kita pahami, bahwa perang Badar secara gemilang ahirnya dimenangkan oleh Rasulullah SAW> Muhammad Fethulleh Gulen dalam Cahaya Abadi Muhammad menulis bahwa  Seusai perang, Rasulullah justru memperlakukan kaum musyrik dengan baik untuk memulihkan harga diri mereka yang hancur disebabkan kekalahan Perang Badar.
Keberhasilan kaum muslimin memenangkan [perang Badar pada akhirnya berdampak luar biasa terhadap umat Islam. Kemenangan ini meningkatkan kepercayaan diri dan keimanan mereka mengalahkan musuh. Selain itu, umat Islam juga dipandang sebagai kekuatan baru yang patut diperhitungkan. Kemenangan ini pun memperkuat otoritas Muhammad sebagai pemimpin dari pelbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai.