Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

UNBK Matematika Sulit karena Soal HOTS?

14 April 2018   05:41 Diperbarui: 15 April 2018   09:19 5260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SMA Negeri 2 Purbalingga terpaksa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) ulang untuk mata pelajaran matematika, Selasa (10/4/2018) malam.(KOMPAS.com/Iqbal Fahmi)

Keluhan siswa SMA terkait sulitnya soal matematika UNBK dijawab dengan permintaan maaf oleh Mendikbud Muhajir Efendi dengan dibumbui penjelasan bahwa soal UNBK tahun ini sudah dimasuki dengan soal HOTS (High Order Thinking Skill). Apakah soal HOT pasti soal yang sulit? Berapa persen kah soal yang HOT? Bagaimana sesungguhnya kemampuan konsep matematika siswa sendiri?

HOTS menguji kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif. Soal tipe ini membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi para siswa dan siswi.

Sebagaimana kita maklumi, bahwa Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.

Oleh karena itu ranah dari HOTS yaitu bernalar yang meliputi analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide. Hal ini merupakan kemampuan berpikir level atas pada taksonomi Bloom (C4, C5 dan C6) yang terbaru hasil revisi oleh Anderson dan Krathwohl yang dikenal sebagai level penalaran (L3).

Berapa kah persentase soal hot kali ini? Menurut kepala Pusat Penilaian pendidikan Balitbang Kemendikbud, Muhammad Abduh, dinyatakan bahwa untuk tahun ini, baru 10 persen dari jumlah soal yang memerlukan daya nalar tinggi. Artinya ada 90 persen yang menggunakan soal Level Pengetahuan dan Pemahaman (taksonomi Bloom.C 1 dan C 2) dan Level Aplikasi (C 3). Oleh karena itu sangat layak dipertanyakan berapa persen jumlah yang dianggap sulit oleh peserta UNBK. Jika benar kesulitan total maka nampaknya harus ditelusuri sejauh mana pengetahuan, pemahaman dan kemampuan penerapan konsep matematika dari peserta didik.

Dalam pandangan saya sebagai pecinta matematika, paling tidak ada tiga hal yang perlu untuk mengerjakan soal matematika. Ketiga hai itu adalah penguasaan konsep, penguasaan dasar menghitung (pingporolansudo termasuk pangkat dan akar) dan ketika sudah memiliki hal itu maka harus dilengkapi dengan ketelitian, dan untuk jenis pilihan ganda adalagi yang diperlukan yakni trik.

Terkait dengan konsep matemaatik, penulis sangat yakin guru-guru matematika telah memberikannya secara utuh melalui kegiatan pembelajarannya bahkan ditambah melalui program pendalaman materi khusus menghadapi UNBK.

Perlu diketahui juga, dalam sistim UNBK saat ini, tidak semua konsep yang diberikan diujikan. Apa yang akan diujikan telah diberikan melalui kisi-kisi yang juga penulis yakin telah dibrikan oleh guru maupun tutor.

Dengan pemberian bedah SKL kisi-kisi UNBK dan latihan bahkan simulasi dan try out ---dalam pandangan penulis yang menempuh pendidikan SMA pada era di mana guru ditanya apa yang dipersiapkan untuk ujian hanya dijawab, "Pelajari saja semua yang telah diberikan sejak kelas satu"--- maka apa yang diberikan guru-guru saat ini untuk persiapan ujian peserta didiknya sungguh jauh lebih memudahkan untuk meraih keberhasilan. Sebab, konsep-konsep yang ada telah dibuat fokus pada 30 soal belaka.

Hanya saja, penulis melihat, penguasaan konsep itu menjadi terkendala dengan kemampuan dasar menghitung yang penulis kenal sebagai "pingporolansudo" (mengalikan,membagi, menambahkan dan mengurangi, plus memangkatkan dan menarik akar yang kurang terampil akibat terbiasa menggunakan alat bantu hitung). 

Pasahal dalam USBN maupun UNBK peserta ujian tidak diperkenankan menggunakan alat hitung. Penulis dapat mengamati hal yang demikian. Ketika USBN terdapat soal esai, dapat terlihat ketika mengumpulkan dan mengurtkan lembar jawab essi, sekilas nampak problematika menghitung tersebut. Kelemahan menghitung itu tentu saja tidak hanya berimbas pada matematika saja, tetapi juga pada pelajaran lain, fisikan, kimia, bahkan biologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun