Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Spiritual Pernyataan Stephen Hawking

15 Maret 2018   09:59 Diperbarui: 15 Maret 2018   11:25 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"People who boast about their IQ are losers", "' Orang yang membanggakan IQ mereka adalah pecundang. ' Demikianlah penegasan Stephen hawking ketika New York Times pernah secara langsung menanyakan pada Stephen Hawking terkait dengan IQ nya, yang konon tingginya 160 atau dari Sumber lain menyebutkan angka 154.

Menurut salah satu sumber menyatakan bahwa pada Tahun 1963, Hawking didiagnosis mengidap penyakit motor neurone dan diperkirakan hanya memiliki jangka waktu dua tahun untuk hidup. Namun, nyatanya perkiraan itu tidaklah benar. Fisikawan yang kisah hidupnya diangkat dalam film The Theory of Everything ini meninggal pada usia 76 tahun pada 14 Maret 2018. Dunia kehilangan ilmuwan yang sangat menginspirasi bukan hanya pada ilmuwan-ilmuwan muda tetapi juga bagi kita semua. Bertahan lebih dari 50 tahun dari perhitungan-perhitungan manusiawi.

Instpirasi untuk tetap hidup dan melakukan sesutu dan ada harapan adalah hal yang aling menyentuh bagi penulis, terkait dengan hal ini Stephen hawking menyatakan "Korban memiliki hak untuk mengakhiri hidupnya, kalau ia mau. Tapi saya pikir itu akan menjadi kesalahan besar. Betapapun hidup terlihat sangat buruk, selalu ada hal yang bisa kita lakukan. Di mana ada hidup, di sana ada harapan." Tentu saja ini dapat tercermin dari kondisi Stephen hawking sendiri yang menderita penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) sehingga dia yang tak bisa menggerakkan anggota-anggota tubuhnya.

Melakukan sesuatu meski dalam kondisi tubuh tidak dapat digerakkan dan selalu ada harapan untuk dapat berkarya agung bagi kehidupan penulis tangkap sebagai pesan luar biasa. Faktanya dalam kondisi yang secara manusiawi dianggap tidak memungkinkan namun kita dapat melakukan sesuatu tentu saja hal itu bukan karena adanya gravitasi sebagaimana yang bisa menggerakan alam raya tanpa perintah Tuhan, tetapi sesungguhnya itu pernyataan yang tegas bahwa ada kekuatan yang menggerakkan yang tidak dapat kita rumuskan ujudnya, yang ghaib, itulah Tuhan.

Manusia akan selalu ada harapan jika ia percaya pada Tuhan, dan dengan demikian dia akan selalu pnya harapan, wa ila robbika farghob demikian al Quran menyatakan. Bahkan pada ayat-ayat sebelumnya dinyatakan bahwa "maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sungguh bersama kesulitan ada kemudahan. Itulah sisi spiritual pernyataan Stphen Hawking yang penulis pahami.

Sebagaimana dikenal luas, pada tahun 1966, ketika Stephen Hawking berumur 24 tahun, dia berhasil menyusun riset tentang asal mula alam semesta berjudul Temuan Hawking dalam disertasinya adalah pertanyaan besar dalam dunia ilmu pengetahuan. Disertasi ini kemudian membawa Hawking menjadi salah satu ilmuwan paling berpengaruh di dunia. 

Walau demikian Stephen Hawking tetap sebagai ilmuwan yang rendah hati dan mengakui bahwa dalam karya-karyanya ada peranan ilmuwan ilmuwan sebelumnya. Ia menegaskan " bahwa setiap generasi akan 'bersandar' kepada generasi sebelumnya yang telah pergi. Seperti dirinya yang kala itu berpredikat sebagai PhD muda, ia mengaku bahwa hasil penelitian dari Isaac Newton, James Clerk Maxwell, dan Abert Einstein merupakan 'sandarannya' untuk karya penelitiannya yang terkenal saat ini"

Sikap rendah hati ini juga menunjukan bahwa bersama tingginya kecerdasan intelektualnya (IQ) ada kecerdasan spiritual yang merupakan fithroh darai manusia itu sendiri. Meskipun kadang lingkungan emaksanya untuk tidak ternyatakan dalam ekspresi nyata kehidupannya. Oleh karena itu adalah sangat relevan jika orang yang hanya membanggakan IQ nya adalah seorang pecundang, looser, bukanlah the winner, pemenang yang memang dilengkapi dengan kecerdasan-kecerdasan lain secara holistik seperti spiritual, emosional, sosial dan lain-lain, merekalah orang-orang yang beruntung, dan sungguh beruntung orang-orang yang beriman, "qod aflahal mu'minun".

Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa selain ada pesan-pesan intelektual (saint dan teknologi) dari apa yang dilakukan oleh Stephen Hawking, namun dia juga memberikan pesan-pesan spiritual, dan pesan non intelektual lainnya. Selamat jalan Stephen, engkau telah menulis permulaan alam raya, melalui pendekatan fisika, saya akan terus meneliti, bagaimana alam raya berakhir melalui pendekatan biologi. Saya memang tidak se jenius setinggi pendidikannya seperti Anda, tetapi segalanya bisa terjadi  kan ? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun