Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menolak Lupa, Reformasi Sebagai Penanda

14 Agustus 2017   10:18 Diperbarui: 14 Agustus 2017   10:24 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di berbagai media, khususnya di sosial media, nampak sekali bahwa ketidak puasan terhadap kondisi masa kini dimanfaatkan olah pihak pihak tertentu untuk menebarkan romantisme masa lalu, romantisme  Orde Baru. Banyak pernyataan, jargon, meme pendukung Orba yang menggambarkan Seakan akan pada masa  Orba kondisinya baik baik saja, seperti jargon retoris "enak jamanku toh ?", kadang ingin kujawab dengan sarkas :endasmu !" meski hanya dalam hati.

Banyak kesaksian obyektif terkait dengan kondisi orde baru, diantaranya melalui berbagai karya dari nak-anak negeri yang gerah dengan kondisi saat itu. Salah satu Kesaksian terhadap kondisi orba paling tidak dapat ditelusuri melalui kesaksian Mahasisw pada karya Antologi Puisi Sisial Kemahasiswaan (Balairung UGM, 1987) saat orba sedang jaya hayanta, kebetulan penulis adalah salah sriran konstributor antoligi puisi tersebut.

Sevagai cobtoh, Puisi penulis berjudul "Jangan Kau Bunuh Burung Burung" yang menjadi puisi pilihan pada Lomba Deklamasi Dies Natalus UGM 1987, adalah protes penulis atas penangjapan dan penemvakan semena mena rezim Orba terhadap aktivis dan dai, diantaranta rekan HMI fakultas Kedokteran Hewan Syaifudin dan Rysdiyanto, juga sesepuh di Jamaah Shalahudfin UGM, Bok Syahirull Alim Al khafidz ditangkap aparat Orba, dan yang penuh romantika adalah terkait dengan HMI MPO tentunya, yang dengan berani menantang tindqakan represif Orba dengan pemaksaan penyeragaman azaz tunggal. HMI MPO adalah representatif perlawanan terhadap kedzaliman Orba. 

Diawali penembakan dan pmberangusan Dewan mahasiswa melalui NKK (1978), yang sebelumnya dengan peristiwa Malari, 1975, bahkan lebih dulu dari hal itu terkait dengan UU Perkawinan (1974), Kaus Cicendo,  Pembantaian jamaah pengajian di Tanjung Priuk, Pembantaian  Waduk Nipah, Kedung Ombo, Cililin, Pembunuhan Kyai di Brebes yang menolak Golkar, penbakan misterius, ancaman pemhuvaran semua ormas yang menolak Azaz Tunggal yang diinginkan rezim adalah deretan yang alasan penulis untuk MENOLAK LUPA bagwa Rezim Orba berlumuran Darah, dan oknum oknum penegaknya, yang melanggengkan kekuasaan Orba justru berdiaspora kemana mana dan berganti baju.

Indonesia harus mengahiri menjadikan orang orang yang menikmati harta haram dengan dukungan mereka tethadap rezim dzalim Orba (Netek Air Susu Orba) hingga mampu bercokol puluhan tahun (Termasuk kader kaderyuniornya yang mencoba Orba Come back). Sebab tokoh tokoh yang menikmati uang haram rezim tidak mungkin dapat nenghadurkan kepemimpinan yang berkah bagi Indonesia. Mereka hanya akan melakukan dendam berulang yang berkeoanjangan seperti yang petnah terjadi di Kerajaan Singosari (Singosaren Syndrone - pen ) dimana ehidupan kerajaan diwarnai demdam berulang antara keterunan Tubggul Ametung dan Ken Arok.

Akankan kita biarkan seperti itu? Mari kita ubah semuanya, tinggalkan harapan kepada kereja yang memiliki dosa sejarah, memajan harta haram srbagai upeti dukubgan tergadap rezim dzalim! Selalulah dekat dan berkonsultadi kepada Allah, agar kita dibimbing. Insya Allah Juwa bersih takkan salah pilih. Jika kita srlama ini salah pilih, maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada tuhan yang Maha Kuasa untuk mempetoleh berkah rahmah-Nya.

Reformasi yang menjadi penanda ketidak puasan dan protes besar terhadap rezim Dzalim itu juga harus memberi pelajarana kepada kita semua, bahwa kaum hipokrit, musang berbulu domba, sangat licik memanfaatkan situasi, sehingga rakyat yang awam sangat terkelabuhi dan tidak bisa membedakan manah reformuis mana oportunis. Semoga sahabat-sahabat yang berhati bersih, niat suci, dapat segera mengisi hati rakyuat untuk tidak salah dalam memilihnya nanti. Itulah harapan penulis mnyambut sembilan windu hari kemerdekaan RI. Dirgahayu Negeriku!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun