Mohon tunggu...
Darwis
Darwis Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Desa Tino

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Darwis, dilahirkan di Desa Tino Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan pada tanggal 06 Juli 1996. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari Turia Dg Lebang dan Rurung Dg Rudding. Penulis mulai pendidikan di SD Negeri 43 Kanang-Kanang, lulus pada tahun 2008. Kemudian lanjut di MTS Muhammadiyah Panaikang pada tahun 2011. Kemudian selanjutnya di SMK Negeri 3 Bantaeng dan lulus pada tahun 2014. Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada tahun 2014 hingga 2018. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi, baik organisasi ekstra (HMJ sebagai anggota di bindang pengkajian dan penalaran) maupun organisasi intra. Pada tanggal 6 April 2018, penulis terlibat dalam mendirikan organisasi kepemudaan tingkat Desa yang diberi nama Forum Komunikasi Pemuda Desa Tino FKPDT, yang diketuai oleh penulis sendiri. Selain itu, penulis mengikuti pengkaderan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam pada tahun 2016, meskipun saat ini penulis tidak aktif dalam organisasi HMI, penulis menyadari bahwa jiwa ber-HMI masih sangat membekas di dalam diri penulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosialisasi Covid-19 di Masyarakat Desa Tino Kec. Tarowang Kab. Jeneponto

28 Maret 2020   21:44 Diperbarui: 28 Maret 2020   21:54 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu diskursus menarik dalam wacana COVID-19 adalah munculnya aktor-aktor yang aktif memberikan pelayanan melalui ragam bentuk seperti ceramah, pelatihan, training, seminar atau melalui kajian-kajian tertentu yang dilakukan secara offline atau pun online. Pelayanan tersebut mengantarkan pada karakter pemecahan masalah, atau sebagai bentuk pencegahan di kalangan masyarakat, individu atau pun kelompok sosial agar tidak terinfeksi Virus Covid-19 atau dikenal virus Corona.

Di samping itu yang menarik adalah wacana dan gerakan sosialisasi dilakukan oleh pengurus Karang Tarunan (KT) yang di ketuai Abdul Salam, S.Pd.I, dan di dukung oleh Ketua umum Forum Komunikasi Pemudah Desa Tino (FKPDT), yang di ketuai Reski Amelia, Amd. Kep dan anggota-anggota lainnya yang terhimpung dalam kepemudaan. Ide dan gagasan tersebut dilatarbelakangi minimnya perhatian pihak Puskesmas (PKM) Desa Tino Kec. Tarowang Kab. Jeneponto.

Berawal dari ide yang dilontarkan oleh Asri di dalam grup WhatsApp (WA) untuk mengajak KT melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang COVID-19, telah mengundang berbagai respon positif dan tentunya tak terlepas dengan soal-soal yang fundamental seperti larangan untuk berkumpul di ruang-ruang publik ataupun ruang umum lainnya.

Dengan penggunaan media sosial, WhatsApp (WA), yang dijadikan sebagai alternatif diskurus wacana sosialisasi yang hendak dilakukan secara massal rupanya memantik kontra, mulai dari persoalan bentuk sosialisainya, sampai pada teknis dalam melakukan sosialisasi. Sebagai alternatif untuk memperkaya dan memudahkan masyarakat dan individu mendapatkan materi introfeksi diri dan resolusi mental dalam memahami Covis-19 sikap KT tentu sangat di banggakan Masyarakat dan Pemerintah Desa.

Dengan desakan KT terhadap PKM untuk melakukan sosialisasi nampaknya kurang mendapatkan respon, melainkan  himbauan untuk masyarakat dari Babinsa lebih nampak dari pada PKM, hal itu yang kemudian menjadi perbincangan hangat di grup KT, sebagaiamana berikut:

  • 27/3 19.04] X: Iye bisaji memang sharing, tp alangkah baiknya org PKM sendiri yg melakukan sosialisasinya kita sbg KT memfasilitasi saja. Krn kita masih lingkup kerja PKM tino begitu jd harus mmng org PKM.
  • [27/3 19.22] XX: Untuk para kepala dusun atau karang taruna atau yg monitor ada warga desa Tino yg baru dtang khususnya yg Bru plg merantau agar di data dan di arahkan ke puskesmas untuk di priksa ... mohon krja smanya demi kesehatan kita bersama
  • [27/3 19.22] XX: Dari babinsa
  • [27/3 19.45] XX: Sy maunya kita bljr saja atau penjelasan PKM Tino Qt minta, lalu kita adopsi penjelasannya kemudian kita jlskn di rekaman dgn menggunakan BHS inggish desa Tino.
  • [27/3 19.50]XXX: Betul ini kak. Seandainya orang PKM peduli atau punya inisiatif. Pasti dari kemarin mi pergi sosialisasi di masyarakat
  • [27/3 19.51] D: Iyayay.. mungkin amunisi yang tak terpenuhi  atau tak cukup Andik, so kita harus bijak memaknai.x
  • [27/3 19.51] XXX: Iyee daeng
  • [27/3 19.55] XX: Iye jngnmi.
  • [27/3 19.56] XX: Boleh juga ji kita minta saran, sempat ada masukan ataupun Dy ingin berkontribusi
  • [27/3 19.56] X: Harusnya sih meraka yg paling garda depan
  • [27/3 19.57] D: Ini tanggung jawab kita semua ee
  • [27/3 19.58] X: Jelas..
  • [27/3 19.58] I: Di Togo2 kusaksikan minggu lalu, orang2 PKM yg keliling kasi himbauan ke masyarakat Pake TOA
  • [27/3 19.59] X: Di campagaloe tim penyemprotan tim medis yg turun tangan
  • [27/3 19.59] X: Semua PKM yg siapkan, saya salut sama pemdes dan KT dan Fkfdt
  • [27/3 20.00] XXX: Di di Tino pemuda KT yg turun tangan
  • [27/3 20.00] X: Yg sdh mempersiapkan
  • [27/3 20.00] X: Adaji jg tawwa fkpdt dan staf ee
  • [27/3 20.01] X: Kalau sosialisasi, kandang paksa anak PKM ikut
  • [27/3 20.02] XXX: Maksudku orang PKM ya stengah2 ji pergerakan nya
  • [27/3 20.04] X: Kembali ke susunan acara
  • [27/3 20.06] X: Bunyinya semacam membantah
  • [27/3 20.06] I: Sekedar saran juga rutenga bisaki ambil yg jalan tani. Karena musim panenki sekarang,  banyak-banyakki orang dikebun
  • [27/3 20.14] XX: Kemarin sempat ji gede suaraku, pihak administrasi sengaja ku perdengrkan dgn nada gertakan bhw, hrusnya ini kalau ada pasien dtg begitu, trkhusu org tua maka harus dijemput dgn sapaan serta arahan, sebab org tua pada umumnya tidak paham kasihan kalau trnyata baru dtg org hrus Regis dulu. Kadang tinggal Tommi naung duduk ndk tahu ia mau menghadapa kemeja satu dulu atau menja dua.

Berbagai wacana di atas telah menunjukkan bahwa keseriusan PKM Desa Tino dalam sosialisasi Virus Corona belum teraktualisasi dengan baik, oleh karenanya KT dan FKPDT telah merasa terpanggil untuk melakukan gerakan-gerakan yang sifatnya prefentif  meskipun KT dan FKPDT masih dalam kesulitan sarana prasarana.

Hal lain yang menjadi perhatian KT dan FKPDT adalah masih adanya masyarak Desa Tino yang tidak mematuhi aturan yang telah ditetapka oleh pemerintah yang berhubungan dengan larangan beribadah di Masjid. Pandangan positif terhadap larangan tersebut rupnya tidak dapat di cernah dan dipahami dengan baik oleh beberap tokoh agama. Sebagaiman yang di sampikan oleh M;

"...kemarin saya bercanda kepada orang tua agar sekiranya untuk sementara waktu sholat berjamaah di masjid sementara waktu dihentikan, mengingat virus corona yang saat ini telah menular disekitar kita, namun reaksi dari tokoh agama, bahwa ajal dan virus sudah di tentukan oleh Allah, mengutip dari Ta'zia bahwa jangan mi takut sama ajal, sebab sudah ketentuan ilahi..."

Berdasarkan keterangan di atas, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi KT dan FKPDT dalam memahamkan kepada masyarakat bagaiman kita harus bersikap dalam situasi saat ini. Danmeski stekmen yang di atas merupak simbol penolakan KT dan FKPDT tidak boleh mundur dan mengalami keputus asaan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat. 

Perubahan memanglah membutuhkan sebuah perjuangan dan setiap perjuangan adalah sesuatu yang mahal. 

Sebagai akhir dari tulisan ini, marilah kita saling mengingatkan dalam kebaikan, ulurkan tangan kita meskipun kita tau bahwa kita pun sakit, kira-kira begitu khutba kita kali ini.. #JejaktapakIntuisi-KU

Sebagai akhir dari tulisan ini, marilah kita saling mengingatkan dalam kebaikan, ulurkan tangan kita meskipun kita tau bahwa kita pun sakit, kira-kira begitu khutba kita kali ini.. #JejaktapakIntuisi-KU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun