Kata "kesempatan" kerap dikaitkan dengan suatu kondisi yang berhubungan dengan kesalahan, misalnya memberikan kesempatan sekali lagi karena telah berbuat salah atau khilaf. Kesempatan tidak harus diberikan oleh orang lain, kesempatan melekat dalam kehidupan. Selama kita masih bernapas, berarti kesempatan masih ada. Tapi apakah semudah itu kita merasakan dan mengilhaminya?Â
Kesempatan tidak hanya dimiliki oleh orang yang berstatus sosial tinggi. Kesempatan dimiliki oleh semua orang tanpa bergantung pada latar belakangnya. Jika orang memiliki status tinggi dikarenakan kekayaannya, maka apapun yang dikatakannya selalu baik dan benar.
Hal yang salah bisa menjadi benar di mata orang yang  ada di sekelilingnya. Jika suatu hari kekayaan tersebut habis, apakah orang yang berada di sekeliling masih setia dan membenarkan apapun yang dikatakan?
Hidup adalah sebuah roda, kadang kita berada di atas, bawah, atau tengah. Ketika roda sedang berada di posisi atas, ibarat kita berdiri di puncak gunung. Semua keindahan alam bisa terlihat dengan jelas. Kita bebas berteriak dan menikmati gema yang membalasnya.
Tapi proses mencapai puncak gunung tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Keringat harus bercucuran, dan menahan dahaga untuk mencapai tujuannya. Jadi, selama kita sedang dalam kondisi mampu untuk membantu orang lain, lakukan segera. Memberikan bantuan untuk orang lain bisa berbentuk materi dan non materi. Contoh non materi adalah :
- Ketika melihat orang yang lebih tua sedang kehujanan, kita rela meminjamkan payung kita untuknya (kebetulan sedang turun hujan ketika Penulis menulis artikel ini).
- Ketika melihat orang terjatuh, kita segera ambil tindakan membawanya ke rumah sakit. Jangan utamakan mengambil foto untuk diunggah ke media sosial !
- Ketika melihat orang kelaparan, kita dengan ikhlas membelikan roti untuknya.
Kebaikan kecil yang dilakukan bisa memberikan makna dan nilai yang luar biasa bagi diri kita. Kebaikan ini akan kembali kepada kita ketika roda sedang berputar ke arah bawah. Memang tidak bisa dijanjikan bagaimana bentuk kebaikan yang akan kembali kepada diri kita, tetapi potensi baliknya pasti ada.
Tidak mungkin kita membantu orang lain, tetapi kita tidak dibantu ketika membutuhkannya. Bayangkan saja kebaikan adalah investasi. Buah dari investasi adalah di akhir, berarti kita menciptakan kesempatan untuk menikmati hasilnya di kemudian hari.
Kebaikan adalah kebahagiaan yang diperbuat untuk orang lain.
Keikhlasan adalah kesempatan untuk mendapatkan kebaikan untuk diri sendiri di waktu yang akan datang.
Waktu memang terus berjalan, tetapi kesempatan tidak pernah membatasi kita menjadi manusia yang baik dan benar.
Hidup selalu memberikan kesempatan kedua yang disebut hari esok.
Salam Kesempatan.
Salam Hari Esok.
Trust - Do - Feel - Learn
By: Darwin, S.Kom., M.Kom., CPS, CRSP, CH, BKP