Mohon tunggu...
Darwin Malakuin
Darwin Malakuin Mohon Tunggu... Desainer - Pencari Makna

Aku sudah lama mengatakan, aku akan menjadi idealis sampai batas-batas sejauh-jauhnya

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Benarkah Klaim Prabowo Pertahanan Indonesia Lemah dan Rapuh?

31 Maret 2019   03:36 Diperbarui: 31 Maret 2019   08:01 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Screenshoot dari Antara Foto

Sebelum debat Capres yang keempat, dalam benak saya, saya mengira bahwa kali ini capres nomor urut 02 Prabowo Subianto akan menang besar. Hal ini berkaitan dengan tema debat kali ini yakni soal Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. Pasalnya, Prabowo adalah orang yang memiliki pengalaman dalam militer bahkan seorang mantan Danjen Kopassus yang pernah dijuluki "macan Asia".

Bahkan, tak segan-segan Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Paslon 02, Dahnil Anzar, mengatakan bahwa tema ini "Prabowo banget" dan yakin betul bahwa Prabowo akan unggul dalam debat kali ini.

Tetapi ternyata saya salah. Diluar dugaan, saya tidak menyangka Prabowo melakukan kesalahan yang sangat fatal dan tidak perlu menurut saya. Pada segmen ketiga debat, Prabowo ditertawai penonton gara-gara pernyataannya soal pertahanan Indonesia yang rapuh. Prabowo mengatakan begini: "Pak Jokowi, tolong penasihat militernya ditanya berapa kapal selam yang kita miliki, pesawat berapa?". Mendengar pernyataan tersebut, penonton langsung tertawa.

Entah karena tersinggung atau meyakinkan penonton, Prabowo pun marah-marah. "Bukan salah Bapak. Salah yang ketawa. Pertahanan Indonesia rapuh, kok kalian tertawa?". Saya merasa geli dengan pernyataan Prabowo yang terakhir, lantaran hal ini karena bagi saya, Prabowo kurang pandai membaca situasi atau setidaknya kurang paham soal psikologi komunikasi. Seharusnya, Prabowo memperkokoh pernyataannya soal "pertahanan Indonesia yang rapuh", dengan data. Itu lebih bijak dan memberikan kesan "opini ilmiah"

Tak ayal, pernyataan Prabowo direspons negatif oleh netizen. Menurut situs www.katadata.co.id, dari hasil analisis sentimen Twitter, sentimen negatif untuk Prabowo meningkat dari 37% pada pukul 21.14 WIB menjadi 45% pada pukul 21.24 WIB. Sentimen positif dari warganet untuk Prabowo turun menjadi 46% pada pukul 21.24 WIB kemudian naik menjadi 52% pada pukul 21.44 WIB.

Sementara itu, sentimen negatif untuk Jokowi pada pukul 21.14 WIB berada di level 19% kemudian naik menjadi 27% pada pukul 21.24 WIB. Sentimen positif dari warganet untuk Jokowi mencapai 71% pada pukul 20.44 WIB. Kemudian, sentimen ini turun menjadi 55% pada 21.44 WIB.

Mungkin karena sering nonton di Youtube soal militer RI, saya tidak puas dan resah dengan pernyataan Prabowo soal "rapuhnya pertahanan" negara yang saya banggakan soal militernya selama ini. Dalam hati saya bertanya, benarkah militer kita serapuh itu? Jadi, yang sering saya nonton selama ini "hoax"?. 

Berangkat dari ketidakpuasan itu, akhirnya saya membuka situs www.globalfirepower.com, situs yang memuat indeks kekuatan militer berbagai negara.

Keresahan saya terjawab setelah membuka situs www.globalfirepower.com tersebut -setidaknya hidung saya kembang kempis- bangga. Negeri tempat saya dilahirkan ini, yang dengan bangga saya lantunkan lagu kebangsaannya pada setiap apel pagi waktu SD dulu, ternyata adalah negara yang tangguh dalam hal militernya. Indonesia -tanah air beta, dari Sabang sampai Merauke- menempati urutan ke-15 soal kekuatan militernya. Kekuatan militer kita melampaui kekuatan militer Israel, yang selama ini sering "menggebuk" Palestina dan bahkan juga mengungguli Korea Utara yang selama ini gemar menyombongkan diri dengan senjata nuklirnya.

Data dari situs www.globalfirepower.com, pada tahun 2019, setidaknya ada 137 negara  yang dikutsertakan dalam perangkingan tersebut, dengan 55 faktor yang digunakan sebagai penilaian kekuatan militer masing-masing negara. 

Adapun beberapa faktor yang dinilai meliputi: keberagaman senjata (weapon diversity), faktor geografis (geographical factors), sumber daya alam (natural resources), industri local (local industries), fleksibilitas logistik (logistics flexibility), serta stabilitas/kesehatan finansial suatu negara (national's financial stability/health). Adapun kepemimpinan militer atau politik dan kekuatan nuklir tidak dipertimbangkan dalam faktor tersebut.

Dilansir dari situs tersebut, Indonesia memiliki 975.750 personel militer. Dari segi alutsista, Indonesia memiliki 478 pesawat militer, 41 di antaranya adalah pesawat tempur, 418 unit tank serta 221 unit aset angkatan laut. Adapun urutan lainnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: katadata.co.id
Sumber: katadata.co.id

Berdasarkan data diatas, bolehlah kita berbangga bahwa pertahanan dan militer kita tidaklah rapuh-rapuh amat sebagaimana seperti yang diklaim Pak Prabowo. Bahkan kita pun masih bia menakuti-nakuti negara lain dengan kekuatan militer yang kita miliki (Malaysia contohnya). Tetapi, soal klaim Prabowo, itu bisa menjadi catatan juga bagi pemerintah (yang akan datang) dan juga kita. Ditengah ketatnya persaingan antarnegara dalam setiap aspek kehidupan, kapanpun bisa diserang negara lain yang mungkin memang berniat jahat. Yah, setidaknya kita tidak perlu terlalu was-was. Militer kita masih tangguh kok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun