Mohon tunggu...
Darren
Darren Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pencemaran Lahan Pertanian di Rancaekek

11 Mei 2021   17:54 Diperbarui: 8 Agustus 2021   20:47 2214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sektor pertanian di Indonesia menjadi penyumbang tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, statistika menunjukan "PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q) dan bahkan secara y0y, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19 persen" (Prof. Bustanul Arifin, 2020). 

Setiap tahunnya pertumbuhan sektor pertanian Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, bahkan pemerintah mengklaim kalau sektor pertanian Indonesia mencapai titik tertinggi dalam 10 tahun akhir (BPKN,2020). Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan luas panen dan produksi bahan pangan serta cuaca yang mendukung. ("Sektor pertanian Indonesia di mata Dunia", 2017).

Namun seiring berjalannya waktu, industrialisasi juga semakin berkembang dan pabrik-pabrik semakin banyak yang didirikan. Letak pembangunan pabrik juga harus diperhatikan, Karena jika pabrik yang akan dibangun terletak dekat lahan pertanian maka kemungkinan pencemaran lahan pertanian akibat limbah sangatlah tinggi. Hal tersebut terjadi di Rancaekek, Bandung tahun 2015 dimana limbah B3 dari pabrik tekstil dibuang secara sembarangan sehingga mencemari lahan pertanian. 

Dampak dari pencemaran ini sangat fatal karena sawah yang tercemar sebesar 1.215 hektar dan menyebabkan produktivitas sawah menurun 1-1,5 ton per hektar tiap musim (Indra Nugraha, 2015). 

Dari tanah yang sudah tercemar bulir padinya terlihat lebih kecil dan warnanya kehitaman, harga padi tersebut juga menurun dari Rp 700.00 per kuintal sampai Rp 350.00 per kuintal. Kerusakannya menyebar ke sungai Cikijing sehingga airnya tidak lagi bisa dipakai untuk aktivitas warga sekitar seperti mandi karena bisa menimbulkan gatal pada kulit (Indra Nugraha, 2015). Bahkan Pencemaran ini masih menjadi permasalahan di tahun 2021 karena penangannya yang lambat. 

Salah satu upaya dari pemerintah adalah menjual lahan pertanian untuk kawasan industri tetapi memperluas perindustrian tidak memperbaiki masalah justru menimbulkan permasalahan yang baru seperti tanah dan sungai yang semakin tercemar dan pengangguran yang meningkat karena lahan pertanian yang berkurang (Indra Nugraha, 2015). 

Mayoritas penduduk di Bandung timur bekerja di sektor pertanian bahkan 31,86% penduduk Indonesia bekerja sebagai petani, Jika permasalahan ini tetap dibiarkan perekonomian penduduk setempat akan berdampak dan juga perekonomian nasional jika pencemarannya tidak ditangani dan menyebar ke lahan pertanian lain.

Sebelum dijelaskan lebih lanjut permasalahannya berikut pengertian degradasi tanah, "Definisi degradasi tanah adalah perubahnya sifat lahan, dalam hal ini penurunan kualitas lahan yang melampaui kriteria baku kerusakan lahan" ("Degradasi lahan dan isu lingkungan", 2012). Dengan kata lain degradasi tanah adalah kondisi dimana kualitas tanah tidak lagi sama seperti awalnya. 

Degradasi tanah disebabkan oleh beberapa hal dan berdasarkan journal Degradasi Tanah Pertanian Indonesia Tanggung Jawab Siapa? penyebab degradasi tanah dibagi menjadi 6 "Konversi lahan, Erosi tanah, Residu Herbisida, Limbah tambang emas, Limbah Insdustri tekstil, dan logam berat Pb dan Cd" (Abducharman Adi, 2003). 

Penyebab ini memiliki dampaknya masing-masing, contohnya degradasi tanah karena erosi menyebabkan lahan pertanian menjadi longsor, Degradasi tanah karena konversi lahan menyebabkan penurunan produksi pertanian nasional dan hilangnya potensi pertanian dari lahan yang sudah terkonvensi, dan degradasi tanah karena limbah Pabrik seperti yang terjadi di sungai Cikijing akan menurunkan produktivitas lahan pertanian (Abducharman Adi, 2003). 

Pencemaran tanah akibat dari Limbah industri memiliki dampak yang berbeda-beda berdasarkan Industri yang menghasilkan limbah tersebut. Misalnya tambang Emas akan menghasilkan limbah raksa yang dapat meracuni sungai dan pabrik tekstil akan mengeluarkan limbah logam berat seperti Boron, Kadmium, Kobalt, Timbal dari hasil pembuatan tekstil (Abducharman Adi, 2003). Pencemaran yang ada di Rancaekek diduga berasal dari Limbah pabrik tekstil PT Kahatex, Pabrik ini menghasilkan Pakaian, Benang, Fabrik, bordir dan produk plastik. Zat-zat limbah tersebut menyebar ke aliran sungai karena dibuang secara sembarang oleh karyawan pabrik sehingga sampai ke lahan pertanian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun