Mohon tunggu...
Daro Eko Wahab
Daro Eko Wahab Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Kehutanan Pada Dinas Kehutanan Provinsi Lampung

Berbagi Informasi Seputar Lingkungan, Hutan, Dinamika Sosial dan Opo Wae...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Yuk Menanam Pohon

20 Desember 2022   11:33 Diperbarui: 20 Desember 2022   11:44 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Penyuluh Kehutanan Menanam Pohon (Sumber: Doc Pribadi)

Memasuki bulan Nopember dan Desember di setiap tahunnya mengingatkan kita akan saatnya bulan yang baik untuk menanam pohon.  Pada bulan tersebut sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memasuki musim penghujan.   Menanam pohon yang dilakukan pada awal atau pertengahan musim hujan relatif tidak memerlukan penyiraman yang banyak dengan sering turun hujan.

Menanam pohon perlu dilakukan oleh setiap orang dan semua lapisan masyarakat.  Terlebih oleh orang-orang yang berkegiatan atau bekeja dengan alam, seperti  penyuluh kehutanan, polisi kehutanan dan juga pegawai lain yang berkaitan dengan hutan dan lingkungan.  

Menanam pohon memiliki makna yang besar secara sosial, ekonomi dan juga lingkungan bahkan juga memiliki makna politis.  Pohon dapat menjadi media dalam membangun komunikasi sosial antar anggota masyarakat.  Dengan menanam pohon masyarakat juga dapat mengambil keuntungan dari hasil buahnya, daunnya, kulitnya, batang dan akarnya.  Secaa lingkungan pohon memberikan dampak yang besar sebagai pencegah banjir dan longsor, pencegah erosi, penyimpan air dan pengatur iklim.

Menurut Tome  (2005) dalam Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (2005) tingkat serapan tanaman (pohon) terhadap karbon dioksida (CO2) dalam satu hektar adalah sebanyak 8 kg CO2).  Data yang disajikan oleh National Strategy Study on CDM (2001) total emisi gas CO2 pada tahun 2000 adalah sebesar  228 juta ton dari berbagai sektor dan pada tahun 2021 menurut International Energy Agency (IEA) sebesar 36,3 gigaton CO2 .  Di Indonesia sendiri emisi gas rumah kaca (GRK) berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN tercatat 259,1 Juta ton CO2.

Selanjutnya apa arti angka-angka emisi karbon itu semua bagi kita penduduk bumi ini.  Tanggung jawab ini ada pada kita semua apakah akan membiarkan ini semua atau berupaya bersama untuk melakukan mitigasi dan pencegahan.  Tanggung jawab ini tidak bisa kita berikan kepada pemerintah saja tetapi oleh setiap orang untuk lebih peduli terhadap bumi.  Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan upaya mengurangi kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan emisi seperti mengurangi emisi dari pembakaran bahan bakar fosil baik kendaraan maupun industri, mencegah terjadinya kebakaran hutan dan alam dan juga sumber-sumber emisi yang lain.  Upaya kedua adalah mengurangi karbon yang sudah berada di alam dengan berbagai kegiatan yang diantaranya adalah dengan memperbanyak pohon atau tumbuhan hijau yang dapat menyerap karbon.

Berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah tanaman hijau atau pohon bisa dengan melakukan kampanye dan aksi di berbagai momentum yang terjadi sepanjang tahun.  Tapi tidak cukup hanya itu perlu membangun kesadaran kolektif dari setiap warga bumi.  Kesadaran kolektif ini diperlukan untuk membangun kesepahaman dan kebersamaan.  Berbagai even penyelenggaraan pertemuan dunia juga sering dikemukakan oleh para pemimpin negara.  Di banyak kesempatan Presiden Joko Widodo juga melakukan penanaman bersama dengan berbagai tamu negara yang datang ke Indonesia.  Inilah yang merupakan momentum politik dari negara untuk memberikan contoh tidak hanya kepada warga negara Indonesia tetapi juga warga dunia yang lain.

Jadi menanam pohon perlu kita jadikan habitus atau pembiasaan di tengah tengah kehidupan dan keseharian masyarakat agar tumbuh kesadaran kolektif untuk menjaga bumi dan peradaban manusia agar bumi ini tetap layak sebagai tempat tinggal kita manusia dan makhluk hidup yang lain, jadi Ayo kita Menanam pohon untuk generasi sekarang dan juga masa yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun