Mohon tunggu...
Daro Eko Wahab
Daro Eko Wahab Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Kehutanan Pada Dinas Kehutanan Provinsi Lampung

Berbagi Informasi Seputar Lingkungan, Hutan, Dinamika Sosial dan Opo Wae...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Digital Penyuluh Kehutanan

17 April 2021   12:55 Diperbarui: 17 April 2021   13:53 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyuluh kehutanan merupakan ujung tombak pembangunan kehutanan.  Begitu disebutkan oleh banyak pihak untuk menyatakan betapa penyuluh kehutanan memiliki peran yang sangat penting bagi pembangunan kehutanan.  Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan bahkan seorang penyuluh kehutanan wajib memiliki kompetensi yang polivalen atau komprehensif.  Tidak bisa seorang penyuluh kehutanan hanya memiliki kemampuan di bidang konservasi saja misalnya, tetapi harus memiliki juga kemampuan budidaya tanaman, budidaya ternak, budidaya ikan dan lain sebagainya sampai kemampuannya dalam menjangkau pasar hasil hutan, pertanian atau peternakan.

Setelah undang-undang nomor 23 tahun 204 mengembalikan penyuluh kehutanan kepada instansi teknis yaitu kehutanan, barulah agak sedikit berkurang bebannya karena hanya mengurusi bidang kehutanan saja.  Urusan peternakan dan pertanian dikembalikan juga instansi teknis induknya.

Namun dinamika organisasi atau tata kelola kelembagaan yang begitu dinamis, dimana organisasi Dinas kehutanan memiliki Struktur di bawahnya yaitu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai pengelola di tingkat tapak, maka disinilah Penyuluh kehutanan kembali dihadapkan pada suatu kondisi yang menuntut Kapasitas yang memadai yang benar benar sebagai ujung tombak.

Penyuluh Kehutanan wajib memiliki kemampuan tidak hanya berkaitan dengan merubah perilaku sikap dan keterampilan petani saja tetapi jauh lebih luas daripada itu.  Penyuluh kehutanan di lapangan adalah pekerja mandiri yang meskipun bisa bekerja sama dengan pihak lain, akan tetapi penyuluh memang tempat bertanya tentang segala hal di bidang kehutanan, makanya penyuluh harus memiliki pengetahuan tentang tata hutan, konservasi hutan, pengelolaan hutan,  budidaya tanaman hutan dan tanaman semusim, bahkan sampai dengan pemasarannya.  

Pembatasan kewenangan meskipun itu tentang budidaya tanaman pertanian atau perkebunan, tidak dapat dilakukan oleh teman teman dari Instansi pertanian karena alasannya memang di dalam kawasan hutan kewenangan dan pembinaannya oleh institusi kehutanan dalam hal ini penyuluh kehutanan.  

Ditambah lagi penyuluh kehutanan juga banyak berperan sebagai pendamping perhutanan sosial yang menjadi prioritas pembangunan kehutanan, menuntut penyuluh kehutanan untuk mengupgrade kemampuannya.

Oleh karena itu sudah saatny kapasitas penyuluh kehutanan ditingkatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai kemampuan yang dibutuhkan sesuai zamannya.  Kemampuannya itu yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan literasi.  Karena semua hal berkaitan dengan literasi itu dilakukan dalam bentuk digital, makanya disebut dengan literasi digital.

Penyuluh kehutanan tidak bisa mempunyai kemampuan yang biasa biasa saja, karena masyarakat yang dihadapi juga sudah berbeda.  Tidak bisa dibayangkan kalo masyarakat yang didukung lebih pintar atau lebih tahu daripada penyuluhnya, sehingga penyuluh akan sulit menempatkan dirinya di dalam masyarakat.  Penyuluh sebagai agen perubahan mesti selangkah lebih maju dari yang disuluhnya.

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkan ny secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat,dan patuh hukum dalam rangka membina kini dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari (Wikipedia, 2021).

Kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat apalagi teknologi komunikasi, telah membawa banyak perubahan peradaban manusia di bumi.  Sekat waktu dan tempat tidak lagi jadi penghalang bagi orang untuk mendapatkan informasi.  Informasi tentang apa saja mudah didapatkan secara gratis.  Dahulu orang mendapatkan informasi yang cepat hanya lewat televisi, radio atau surat kabar, tetapi sekarang ini cukup hanya dengan smartphone atau telepon pintar sudah bisa menjelajah ke seluruh dunia.  Transformasi literasi digital dari berbagai sumber sudah tersedia di dunia Maya sehingga masyarakat termasuk penyuluh kehutanan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun