Mohon tunggu...
Darmawan bin Daskim
Darmawan bin Daskim Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang petualang mutasi

Pegawai negeri normal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bagaimana Cara Memberikan Presentasi Internalisasi Antikorupsi yang Menarik?

18 Juni 2021   14:34 Diperbarui: 18 Juni 2021   14:34 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perkenalan diri tersebut, pembicara dapat memanfaatkannya untuk menarik atensi pertama dari audiensi dengan melempar pertanyaan seputar CV singkat pembicara.

Selanjutnya sebagai materi pertama, pembicara dapat memutarkan cuplikan video seputar persepsi masyarakat terhadap praktik korupsi di institusi bersangkutan.

Pemutaran video tersebut merupakan tips public speaking dalam membuat opening yang memukau yang salah satunya adalah melalui visual impact.

persepsi masyarakat/Dokpri
persepsi masyarakat/Dokpri
Sebagai upaya menarik atensi yang kedua, pembicara dapat memancing pertanyaan kepada audiensi mengenai tanggapan atas cuplikan video yang selesai diputar tadi. Dari pengalaman, audiensi yang mayoritas generasi milenial sangat antusias memberi tanggapan. Umumnya mereka menanggapi kurang lebih, "Itu adalah cerita masa lalu, kini kita sudah berani berubah menjadi lebih baik dengan tidak ada lagi melakukan praktik-praktik korupsi."

Setelah mendapatkan tanggapan, pembicara dapat memancing respons audiensi terhadap kondisi sekarang kira-kira bagaimana.

bagaimana dengan sekarang/Dokpri
bagaimana dengan sekarang/Dokpri
Pembicara akan mendapatkan jawaban jujur audiensi berdasarkan pengalaman dan pengamatan mereka. Untuk mengecek cocok tidaknya antara jawaban audiensi dan fakta, pembicara bisa menyajikan data resmi semisal hasil survei pengguna jasa yang tiap tahun dilaksanakan.

data masih ada korupsi/Dokpri
data masih ada korupsi/Dokpri
Di sini pembicara mengajak audiensi melihat, membaca, dan merenungkan data yang mecerminkan fakta bahwa masih ada praktik korupsi di institusi tersebut.

2. Pelayanan Prima Tanpa Korupsi

Selain masih adanya praktik korupsi, data hasil survei pengguna jasa mengatakan bahwa kualitas layanan menjadi lebih memuaskan jika adanya praktik korupsi.

kualitas layanan ada korupsi/Dokpri
kualitas layanan ada korupsi/Dokpri
Dengan kata lain, kualitas layanan menurun jika tidak adanya praktik korupsi. Seperti peribahasa Bagai Makan Buah Simalakama, satu sisi bagus tidak ada praktik korupsi, tapi sisi lainnya jelek karena kualitas layanan menjadi menurun.

komitmen kuat/Dokpri
komitmen kuat/Dokpri
Pembicara harus menekankan perlunya komitmen semua unsur institusi, mulai atasan sampai dengan bawahan tanpa terkecuali. Akan menjadi sia-sia bilamana perbaikan dengan hilangnya praktik korupsi tetapi tidak diiringi dengan peningkatan kualitas layanan publik. Harus ada jaminan yang diberikan kepada para pengguna jasa bahwa meski tanpa korupsi, layanan publik tetap akan diberikan secara prima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun