Mohon tunggu...
Darmalasari
Darmalasari Mohon Tunggu... Guru - pribadi

Seorang Ibu dari sepasang putra putri yang cerdik dan penyejuk hati. Seorang manusia yang ingin menjadikan hidupnya lebih baik dari sebelumnya dan dapat berguna bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bunga Rampai: Komitmen Melekat, Konsekuen Mendekat

29 November 2020   21:50 Diperbarui: 29 November 2020   21:52 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan yang digagas oleh satuan pendidikan berlangsung selama tiga kali dalam seminggu. Namun, tidak menutup kemungkinan hanya dilakukan dua kali dalam seminggu melihat kondisi pengajar dan kebutuhan yang ingin ditingkatkan lagi. Dalam kegiatan tersebut, seluruh pengajar di satuan pendidikan penulis memperoleh kesan yang mendalam dengan segala kekurangan yang selama ini dialami oleh pengajar menjadi motivasi tersendiri bagi pengajar untuk terus mengembangkan cara mengajar yang benar dan baik sesuai dengan karakteristik siswa.

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia seperti yang tertuang dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan harus didukung dengan peningkatan tenaga didik itu sendiri. Tenaga didik yang memiliki kualitas yang baik diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas pula. Sekolah sebagai ujung tombak pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil belajar.

Komitmen pengajar terhadap lembaga sekolah sebagai organisasi pada dasarnya merupakan satu kondisi yang dirasakan oleh guru yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi kerja yang dimiliki dan berkaitan dengan identifikasi dan loyalitas pada organisasi dan tujuan-tujuannya. Komitmen terhadap pekerjaan merupakan perspektif yang multidimensional yang berupa pengembangan dari teori komitmen organisasi. Dalam pendekatan multidimensional, komitmen terhadap pekerjaan seperti halnya komitmen organisasi memberikan pemahaman yang kompleks mengenai keterikatan seseorang dengan pekerjaannya (Meyer et all, 1993 dalam Ningsih P. 2016)

Dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik, penulis merasa bangga atas tugas yang dipercayakan kepada penulis untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas sehingga dapat bermanfaat bagi masa depan bangsa. Pendidik harus mengajar dan memberikan contoh dalam segala aspek. Baik sikap, tingkah laku, tangung jawab,disiplin, taat peraturan dan bagaimana harus bersikap.

Setiap pengajar dalam dunia pendidikan dituntut untuk memiliki integritas dalam mengemban tugas. Integritas tersebut berupa komitmen terhadap apa yang menjadi prioritas utama seorang pengajar dalam mendidik peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadikan bangsa semakin maju dan merdeka. Ketika komitmen terhadap satuan pendidikan melekat dalam sanubari, maka kompetensi dan loyalitas pengajar akan menjadi lebih tinggi.

Dalam meningkatkan kompetensi, penulis sebagai pengajar atau pendidik mengacu pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang meliputi : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetesi Profesional. Dari setiap kompetensi yang ingin dicapai maka sebaiknya pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dalam kelas menjadi prioritas utama dalam meningkatkan keempat kompetensi yang ingin dicapai.

Setiap tingkah laku ataupun kegiatan yang penulis lakukan membuat penulis merasa bahwa jika integritas terhadap satuan pendidikan ingin tercapai, maka sebaiknya penulis harus konsisten dalam melaksanakannya. Dalam hal ini, penulis berusaha untuk terus melaksanakan apa yang sudah menjadi tuntutan dalam bertingkah laku dan bertindak sesuai dengan integritas diri sebagai seorang pendidik.

Namun pada kenyataanya terkadang dengan kondisi sosial, dan emosional penulis yang masih belum stabil membuat penulis merasa dalam pelaksanaannya penulis masih harus banyak belajar untuk mengontrol diri sehingga tingkah laku dan sikap yag seharusnya tidak terdeteksi atau muncul dihadapan peserta didik akan menjadi hilng sama sekali. Hal ini penulis terapkan dalam setiap aktivitas baik di satuan pendidikan maupun di lingkungan tempat tinggal penulis.

Sikap integritas harus dilakukan dengan konsistensi yang tinggi dan berkelanjutan. Jika tidak terdapat konsistensi dalam pelaksanaannya, maka inetgritas diri sebagai pendidik akan hilang bahkan menjadi sesuatu yang dapat dianggap sebagai topeng pendidik belaka. Pendidik yang berintegritas dapat meningkatkan kualitas peserta didik dengan tingkah laku dan contoh prilaku keseharian pendidik yang dapat dijadikan panutan bagi peserta didik itu sendiri. Sehingga peserta didik tidak merasa dibohongi dengan tingkah laku palsu yang penuh kepura-puraan belaka jika pendidik dalam kawasan sekolah atau satuan pendidikan.

Sebagai konsekuen dalam konsistensi berkomitmen untuk meningkatkan integritas sebagai pendidik, maka penulis berupaya melakukan apa yang seharusnya seorang pendidik lakukan dengan rasa ikhlas dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Sehingga menjadikan penulis sebagai manusia yang bersyukur dengan segala sesuatu yang terjadi dan menjadikan segala pengalaman sebagai guru terbaik dalam kehidupan selanjutnya.

Penulis mengutip sebuah kalimat yang diucapkan sosok inspiratif dalam hidup penulis yang pernah mengatakan bahwa "keberhasilan itu bukan sebuah kebetulan yang diawali dengan tiba-tiba. Namun, sesuatu yang direncanakan dengan aba-aba, lalu dilanjutkan dengan kerja cerdas bukan coba-coba." Karena setiap kegiatan disiapkan dengan komitmen, dilakukan dengan konsisten, dan dimantapkan dengan konsekuen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun