Mohon tunggu...
Darma BC
Darma BC Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis di berbabagai media

Penulis "Satu Buku Sebelum Mati"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemenangan Anies-Sandi sebagai Kemenangan "Pancasila"

19 April 2017   20:17 Diperbarui: 19 April 2017   21:58 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini Rabu, 19 April 2017 merupakan hari kemenangan Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta, versi lembaga survei. Setidaknya ada lima lembaga survei yang kredibel mengumumkan kemenangan mereka. LSI melansir surveinya 44,59% untuk Basuki-Jarot dan 55,41% untuk Anies-Sandi, MRSC melansir 41,94%  untuk Basuki-Jarot dan 58,06% untuk Anies-Sandi, serta POLMARK melansir melansir 42,47%  untuk Basuki-Jarot dan 57,53% untuk Anies-Sandi, Carta Politika melansir 42,13%  untuk Basuki-Jarot dan 57,87% untuk Anies-Sandi,Voxpol Center melansir 40,60%  untuk Basuki-Jarot dan 59,40% untuk Anies-Sandi.

Sebagaimana kita ketahui, untuk menggapai kemenangan ini Anies-Sandi bekerja menyosialisasikan program kerjanya dengan instens. Banyak program yang dibuat seakan menentang program kerja rivalnya. Isu Reklamasi misalnya, tak henti-hentinya mereka menyampaikan ke masyarakat pinggiran teluk Jakarta, yang memeng nyata belum mendapatkan manfaat reklamasi itu sendiri. Beredar pula opini di masyarakat bahwa reklamasi itu hanya menguntungkan segelintir orang. Keberhasilan mereka merebut hati para pemilih tentunya tak terlepas dari mereka yang memang merupakan warga Jakarta itu sendiri.  Secara psikologis mereka lebih paham apa yang dibutuhkan masyarakatnya.

Isu sara pun tak kalahkuatnya dikait-kaitkn atas pendulangan suara. Kebobolan Ahok panggilan untuk Basuki  dalam berbicara sehingga diduga menistakan agama Islam, agamanya kaum mayoritas Jakarta dan mayoritas masyarakat Indonesia selalu menjadi isu hangat menjelang PILGUB Jakarta. Isu ini pula seakan menyedot energi besar bangsa Indonesia. Beberapa kali demo dengan jumlah massa jutaan menuntut dihukumnya Ahok menjadi energi tersendiri pula bagi pasangan Anies-Sandi. 

Pada akhirnya pernyataan Anies bahwa dirinya sebagai Gubernur terpilih merupakan gubernur untuk semua adalah pernyataan yang menyejukkan semua warga Jakarta. Isu sebelumnya yang bertebaran bahwa Dia merupakan interpretasi dari Islam garis keras nampaknya terbantahkan dengan penyataan tersebut. Sesungguhnya dalam kampanyenya sendiri Anies tidak pernah mengungkapkan bahwa dirinya mewakili salah satu golongan.

Penyataan tersebut sesungguhnya merupakan salah satu indikasi kemenangan Pancasila. Pancasila pada sila pertamanya bermaknakan mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah hal yang harus tersikapi oleh nya. Jangan lagi sampai omongannya tergelincir, sehingga melukai yang tak segolongan dengannya seperti yang diduga pada rivalnya Ahok. 

Kemenangan merupakan kemenangan Pancasila terbukti juga bahwa penyelenggara pemerintahan yang diwakilkan oleh penyelenggara PILGUB Jakarta, dalam hal ini KPU telah mengamalkan sila ke empat.  dengan tidak melakukan interpensi dan masyarakatpun melakukan pemilihan yang "luberjurdil". Bukti lainnya pula paasnya hawa PILGUB ini tidaklah sampai meretakpecahkan hubungan persaudaraan berbagai golongan di Jakarta.

Pernyataan Ahok atas kekalahannya yang dilansir sebuah media televisi swasta, bahwa ini merupakan pelajaran yang berarti baginya untuk tidak ngomong sembarang yang juga mengamini pernyataan Surya Paloh menunjukkan pernyataan seorang kesatria. Tampaknya ia menyadari bahwa Kekuasaan itu tidak selamanya dan  diberikan dan diambil oleh Tuhan. Sedangkan penyataan ketua Gerindra Prabowo sebagai partai pengusung, yang akan mengawasi kinerja Anies-Sandiagar tidak lari dari kerangka kesatuan RI, merupakan ketegasan persatuan semua golongan yang ada. 

Pada akhirnya kemenangan Anies-Sandi yang merupakan kemenangan Pancasila, yang berKetuhanan Yang Maha Esa, berKemanusiaan yang adil dan beradab, serta seterusnya mengingatkan kita pada 36 butirnya.  Butir-butir yang harus kita amalkan, namun saat ini sudah banyak dilupakan. Kiranya pula untuk menjamin terselenggaranya pemerintahan yang Pancasila is, dan masyarakat berkehidupan Pancasilais, perlu kiranya kita memahami butir-butir tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun