Mohon tunggu...
Darius Demon Naran
Darius Demon Naran Mohon Tunggu... Guru - Pengembara yang tak lelah menemukan makna hidup sesungguhnya

Camelia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mulut

23 November 2020   06:58 Diperbarui: 23 November 2020   07:56 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

SIANG itu udara terasa sangat gerah. Nampaknya matahari begitu garang memuntahkan sinarnya. Taka da sedikitpun angin menghembus perlahan. Di antara himpitan cuaca panas yang begitu ekstrim dan gejolak perut yang meronta hendak diisi makanan, Masan mencoba melangkah perlahan menyusuri lorong berdebu di kampungnya. Pakaian seragamnya telah basah kuyup disiram air keringat yang tak pernah berhenti keluar dari tubuh kurusnya. Ia bertekad untuk segera sampai di rumahnya yang terletak di ujung gang, dekat gereja tua itu.

"Braaakkkkkkk..." Ia mendorong pintu rumahnya yang terbuat dari belahan bambu itu dengan sisa tenaganya.

"Masan. Kamu sudah pulang, Nak?" tanya Barek, ibunya, bercampur kaget.

"Iya Bu. Hari ini sekolah pulang lebih awal karena ada rapat guru," jawab Masan dengan wajah pucat tidak seperti biasanya. Ia pun dengan langkah gontai menyalami ibunya. Tak lupa, ia menyalami Kewa, istri omnya yang sedari pagi bertamu.

"Kamu sakit yah?" tanya Kewa.

"Tidak tante. Saya hanya merasa sedikit mulas di perutku. Mungkin karena tidak makan tadi pagi," jawab Masan sambil memegang perutnya.

"Memangnya kamu tidak masak untuk anakmu?" tanya Kewa sambil melirik ke arah Barek duduk.

"Bagaimana aku mau masak, dari pagi kita duduk cerita tentang Joni tetangga kita yang baru beli sepeda motor baru?" Barek menjawab seolah tanpa beban. Yah, beban sebagai seorang ibu yang harus bertanggung jawab atas anak-anaknya. Mereka bertatapan seakan tidak percaya kalau mereka sudah duduk dan bercerita selama enam jam.

"Sudah Bu, Tante. Saya lapar. Saya mau makan," sela Masan.

"Itu ada nasi di meja. Tapi nasinya saja. Tidak ada sayur dan lauk," jawab Barek cuek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun