Mohon tunggu...
Darin Salsabila S
Darin Salsabila S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030079

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengadu Nasib kepada Bunga Hias, Bertahan dengan Hasil 25%

26 Juni 2021   13:55 Diperbarui: 26 Juni 2021   14:11 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOKPRI: hamparan bunga krisan

Sekitar 7 bulan berjalan, Ami harus menghadapi masalah baru, yaitu lockdown pada bulan Maret 2020 lalu. "Pertama kali pandemi dan lockdown pertama, bunga tidak ada yang beli karena orang nikahan juga tidak diperbolehkan, acara-acara besar apalagi, pasarnya hilang..." keluhnya. "Bunga itu kasarnya dibuang sia-sia," imbuhnya memberikan penekanan.

Walaupun begitu, ia tetap yakin akan ada solusi terkait lockdown tersebut. Ia tak lelah menunggu sampai lockdown dibuka kembali.

Berlanjut ke pembukaan lockdown, barulah Ami dapat memasarkan kembali bunga hiasnya. "Setelah 6 bulan pandemi, bunga bisa laku lagi tapi dengan harga rendah, sekitah 1/3 dari harga terendah sebelum adanya pandemi. Misalnya dulu sebelum pandemi itu harga bunga terendah Rp10.500; maka sekarang semua jenis bunga hanya dihargai Rp3.500;," ujarnya prihatin.

Pemuda berusia 29 tahun itu menjelaskan bahwa perbedaan omzetnya dari sebelum dan sesudah pandemi ini berkurang 75%. Ami juga mengatakan bahkan dia merugi sampai 80% selama masa sesudah lockdown tadi. "Wong produksinya masih sama, pasarannya juga masih sama, jumlah bunganya pun juga tetap sama, tapi ya itu hancur di harga," jelasnya.

Dengan keuntungan yang menyempit, ia juga harus tetap memikirkan nasib orang-orang yang ikut membantunya di kebun maupun saat proses pengemasan. Pembenahan gubuk pun tak luput dari perhatiannya.

Lebih parahnya, ia mengeluhkan jika sampai diadakan lockdown lagi maka sudah bukan tidak mungkin lagi tapi pasti bunga-bunga itu akan berakhir sia-sia di pembuangan.

"Walaupun sampai sekarang saya masih bertahan, itu bukan berarti bahwa harganya sudah menjanjikan, harga bunga ini sekarang sangat tidak stabil..." ungkapnya. "Tapi selagi tidak lockdown itu masih mending daripada tidak ada sama sekali," imbuhnya.

"Tidak kepikiran mencari usaha lain karena memang ini sangat menguntungkan selama bukan pada masa pandemi..." jawabnya saat ditanya tentang peluang usaha lain. "Yang penting sabar, pandemi ini ya memang lagi diuji. Usaha itu kan tidak harus lancar terus, ada masanya, kadang di bawah bisa juga di atas." akhirnya meyakinkan diri.

Meskipun Ami harus berjuang ditengah penghasilan yang cukup minim, ia tetap yakin akan bisnis bunga hias ini. Ia terus menguatkan diri sendiri, berprinsip rezeki sudah ada yang mengatur. Walaupun sekarang harga bisa dibilang hancur tapi suatu saat tetap akan ada hasilnya. Tak lupa ia juga terus berdoa dan mengharapkan agar pandemi ini segera usai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun