Mohon tunggu...
Darin ArioFazrian
Darin ArioFazrian Mohon Tunggu... Foto/Videografer - SMA Negeri 1 Padalang

XII MIPA 1

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pentingnya Komunikasi Orangtua Dan Anak Pada Masa Remaja

13 November 2020   23:08 Diperbarui: 13 November 2020   23:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Darin Ario Fazrian Jajuli aku biasa di panggil Darin oleh teman-teman ku, umurku sekarang 17 tahun, aku bersekolah di SMA Negeri 1 Padalarang kelas XII MIPA 1. Dan aku disini akan menceritakan pengalaman pribadiku saat aku duduk di bangku SMP.

Apa yang terlintas di pikiran kalian saat mendengar kata Remaja? Mungkin masa masa indah? Atau mungkin masa masa memperbanyak teman? Atau mungkin masa mencari jati diri? Mungkin bagi sebagian orang itu benar adanya tapi tidak dengan pengalamanku.

Tepat 4 tahun yang lalu, aku masih duduk di bangku SMP di sebuah sekolah negeri di daerah Padalarang, Bandung Barat. Hari itu aku berangkat dari rumahku menggunakan kendaraan umum yaitu angkutan kota atau yang sering disebut angkot. Kehidupan sekolahku di SMP tidak terlalu menarik, hanya datang ke sekolah belajar lalu pulang, mungkin sebagian orang sangat senang saat bel pulang sekolah berbunyi, mungkin mereka akan langsung mengambil tasnya lalu pulang dengan riang, tapi berbeda denganku. Aku sangat benci jam pulang sekolah, karena itu berarti aku harus pulang dan itu tandanya aku bertemu dengan keluargaku. Oh iya aku lupa menceritakan keadaan keluargaku, aku hidup di sebuah keluarga sederhana, aku anak ke 2 dari 3 bersaudara kakak ku laki-laki dan adik ku perempuan, aku dan kakakku berselisih umur 5 tahun, sementara dengan adikku berselisih umur 8 tahun, aku kurang mendapat perhatian dari orang tua ku karena mereka lebih perhatian pada adikku yang saat itu ber umur sekitar 2 tahun, awalnya aku tak menghiraukan perbedaan perhatian seperti ini, namun semakin hari aku merasakan ada yang kosong dalam diriku, yaitu perhatian orang tua.

Saat aku duduk di bangku kelas 8 aku selalu iri terhadap teman temanku yang menceritakan, bagaimana mereka di sambut saat pulang oleh kedua orang tuanya. Aku sangat iri pada mereka karena aku bahkan tak pernah sekalipun di Tanya oleh kedua orang tuaku bagaimana hariku di sekolah, mereka selalu sibuk mengurus adikku terlebih lagi kedua orang tua ku bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik. Saat aku pulang sekolah, aku selalu bertanya hal yang sama.

“Mah, Sekarang makan lauknya apa?” aku bertanya pada ibuku.

“Kamu masak sendiri saja, mamah nggak masak” ibuku menjawab dengan raut wajah yang tidak senang

Setelah mendengar jawaban ibuku aku menghela nafas dan segera menuju ke dapur untuk memasak setidaknya telur goreng untuk melawan rasa laparku. Saat aku sedang memasak ibuku masuk ke dapur dan tidak sengaja aku mencipratkan minyak yang sedang aku panaskan.

“Kamu tuh kalo masak yang bener masa minyaknya nyiprat gini”  Marah Ibuku

“Iya mah, Darin minta maaf” Maaf ku pada ibuku

“Lain kali yang bener” ibuku lalu pergi meninngalkanku.

Lalu aku menghela nafas dan merenung, setiap hari aku terkena marah ibuku dengan alasan yang sebenarnya cukup sepele, semua kesalahan sepele ku selalu di besar-besarkan oleh ibuku. Hingga pada suatu hari aku pernah menemukan cara ku menikmati hidup dengan barang yang seharusnya tidak di nikmati anak se usia ku, yaitu rokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun