Mohon tunggu...
Dara Rinaldi Putri
Dara Rinaldi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - satu dari ribuan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di salah satu dari ratusan universitas yang ada di Indonesia

nothing special in me. but i guess, for someone maybe iam in spesial one.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Negara Berkembang dalam Dunia Pendidikan di Era Digital

3 Desember 2021   14:48 Diperbarui: 3 Desember 2021   15:01 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era revolusi industri 4.0 ini, menuntut semua pihak atau golongan untuk mengikuti dan menyesuaikan segala aspek kehidupannya dengan teknologi digital seperti kegiatan berbelanja yang dulunya dilakukan dengan mendatangi pasar atau super market namun sekarang semua itu sudah dipermudah dengan adanya e-commerce atau belanja online dan juga terlihat dari banyaknya muncul start up- start up yang penuh dengan kreativitas teknologi digital. 

Begitu pula di dunia pendidikan, dunia pendidikan pun mengalami kemajuan di era digital ini seperti munculnya bimbel online, aplikasi belajar daring, dan website pendidikan bahkan buku atau jurnal elektronik yang dapat mudah diakses seorang pelajar hanya dengan bermodalkan gadget dan koneksi internet yang stabil. Namun, itu semua mudah dilalui oleh masyarakat dari negara-negara maju dan tidak mudah bagi masyarakat negara berkembang. 

Negara berkembang adalah negara yang tingkat kesejahteraannya masih rendah, pendapatan perkapita dari rakyatnya juga rendah atau dibawah UMR, kurang optimalnya pembangunan infrastruktur, dan belum mampunya pemerintah mengelola dengan maksimal sumber daya alam yang ada sehingga masih sering bergantung kepada negara lain hingga membuat kesejahteraan rakyatnya relatif rendah. Salah satu negara berkembang adalah Indonesia. 

Dalam segi pendidikan, Indonesia memiliki 217.512 sekolah, 45.357.157 murid dan 2.719,712 guru. Namun, menurut PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat pendidikan yang rendah, diketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 62 dari 70 negara dalam segi pendidikan. Menurut professor Lant Pritchett, pelajar remaja Indonesia ketinggalan 128 tahun dari negara-negara lain dalam segi pendidikan. 

Pelajar Indonesia kekurangan atau ketinggalan dalam bidang matematika, ilmu pengetahuan alam dan literasi membaca, semua itu dikarenakan oleh rendahnya tingkat kualias pendidikan di Indonesia. Hal ini juga menjadi tantangan bagi negara berkembang lainnya dalam bidang pendidikan yaitu mengenai kualitas pendidikan dan menjadi tantangan baru juga bagi negara berkembang adalah mengenai era digital. 

Rendahnya  kualitas pendidikan yang ada di negara berkembang bisa disebabkan oleh oleh beberapa faktor seperti kurangnya performa guru-guru dalam mendidik anak-anaknya, tercatat bahwa performa guru-guru yang ada di Indonesia rata-rata UKG nasionalnya hanya 53,02 dari 100%, 

hal ini tentu saja menjadi penghambat untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi, faktor lainnya adalah segi biaya, untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik bagi seorang pelajar tentu tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal seperti di sekolah saja tetapi juga melalui pendidikan non-formal seperti di tempat bimbel, 

namun hal ini tentu saja tidak akan merata kepada seluruh pelajar mengingat biaya belajar di tempat bimbel relatif lebih malah dan ini menjadi kendala bagi masyarakat yang ekonomi atau pendapatan perkapitanya masih rendah dan menjadi masalah bagi setiap masyarakat di negara berkembang.  

Tantangan selanjutnya adalah rendahnya pemahaman masyarakat negara berkembang mengenai teknologi digital atau literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan membuat, dan mengomunikasikan konten atau informasi, 

dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Di bidang pendidikan literasi digital ini sangat diperlukan apalagi ditengah pandemi seperti sekarang ini yang mengharuskan masyarakat untuk melakukan seluruh kegiatannya dirumah saja dan menggantikan kegiatan seperti bekerja dan sekolah melalui sistem daring. 

Dan dengan kemajuan teknologi, maka muncullah berbagai inovatif dan kreatif orang-orang untuk mempermudah belajar, seperti munculnya aplikasi belajar online, sekolah virtual meeting dan lainnya. Hal ini tentu saja mengharuskan setiap individu untuk mengerti dan memahami sistem serba online ini agar nantinya tidak di cap gaptek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun