Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Multimedia dan Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biarkan tinta-tinta malaikat mencatat semua kata yang ku punya untuk dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surat untuk Covid-19

27 Maret 2020   04:29 Diperbarui: 27 Maret 2020   04:30 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wabah virus baru kembali menghantui dunia (pandemi). Kali ini, oleh virus corona baru (2019-nCoV) penyebab infeksi saluran pernapasan. Karakteristik genetik 2019-nCoV sudah terkonfirmasi mampu menularkan di antara sesama manusia. Menjadikan seluruh dunia juga Indonesia hari ini berisiko mengalami nasib serupa dengan masyarakat Kota Wuhan.

Bukan kali yang pertama dunia juga Indonesia dihantui dan dibuat sengsara oleh kemunculan wabah baru. Wabah dari keluarga corona saja selama satu dekade terakhir sudah tiga kali terjadi.

SARS oleh SARS-CoV pada tahun 2002 -2003 silam menginfeksi setidaknya 8.096 orang dan 774 di antaranya terbunuh. MERS pada tahun 2012 oleh MERS-CoV yang menginfeksi sedikitnya 44 orang dan 22 di antaranya terbunuh.

Belum lagi wabah penyakit lain seperti Ebola di Afrika, wabah flu burung H5N1, H1N1, dan sejumlah wabah baru seperti HIV/AIDS Yang asal muasalnya masih menjadi teka-teki di kalangan banyak ilmuwan.

Di tengah tingginya angka kesakitan berbagai penyakit menular lainnya, seperti TBC, Malaria, dan Diare. Jadi, kemunculan yang berulang inilah yang patut menjadi perhatian serius pemerintah dan dunia.

Pentingnya pemimpin dalam menghadapi Pandemi mengingatkan kita tentang surat Umar bin Khattab ketika Sungai Nir berhenti mengalir. 

Para penduduk kala itu mendesak untuk melaksanakan tradisi jahiliyah mereka hingga sang gubernur Amr bin Ash kehabisan akal untuk melarang dan memutuskan mengirim surat kepada sang Khalifah, Umar bin Khattab RA.

Dalam suratnya, Amr menjelaskan perihal keadaan Kota Mesir dan keringnya Sungai Nil serta keputusannya untuk melarang warga melakukan per sembahan. Umar bin Khattab membalas surat Amr dan dalam suratnya dia berpesan, "Apa yang telah engkau lakukan itu benar. Saya telah mengirim satu kartu di dalam surat saya ini. Buanglah kartu itu ke dalam Sungai Nil," tulis Umar.

Ketika surat dari Umar tiba, Amr segera mengambil kartu tersebut dan membaca tulisan di atasnya, 

"Dari hamba Allah, Umar Amirul Mukminin, untuk Sungai Nil penduduk Mesir. Amma ba'du jika engkau mengalir karena kehendakmu dan perkaramu, maka janganlah engkau mengalir karena kami tidak membutuhkanmu. Namun, jika engkau mengalir karena perintah Allah yang Mahaesa dan Mahakuasa, Dialah yang telah membuatmu mengalir. Kami memohon kepada Allah agar Dia membuatmu mengalir."

Kemudian Amr melaksanakan pesan Khalifah Umar untuk membuang kartu tersebut ke Sungai Nil. Keesokan hari nya, tepatnya pada Sabtu pagi, Allah SWT membuat Sungai Nil kembali mengalir, bahkan hingga setinggi enam belas hasta dalam waktu satu malam. Hingga kini Sungai Nil menjadi sungai yang tak pernah kering meski musim kemarau melanda. Penduduk Mesir juga telah berhenti dan meninggalkan tradisi persembahan mereka hingga saat ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun